Keberdayaan Pendidikan di Masyarakat di Era Program Merdeka Belajar
Â
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan masyarakat. Pendidikan dipandang sebagai salah satu faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan sumberdaya manusia. Dengan adanya pendidikan seorang individu mampu untuk mengaktualisasikan dirinya. Salah satu tujuan utama dari perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan adalah untuk mengurangi kesenjangan sosial yang terjadi pada masyarakat yang saat ini menuju ke arah modernisasi dan industri.
Kualitas pendidikan di Indonesia masih cukup rendah bila dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara maju. Hal-hal yang menjadi penyebab utama yaitu rendahnya kualitas guru dan prestasi siswa serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Di era merdeka belajar, pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sekadar pengajaran. Tapi harus melibatkan etika dan moral. Seperti yang dilansir dari laman web kumparan.id, maraknya korupsi, hoaks, dan salah dalam memanfaatkan media sosial yang dapat dijadikan sebagai bukti bahwa pendidikan gagal dalam membangun akhlak manusia pembelajar. Maka, semua elemen masyarakat harus terlibat dalam membenahi dan memajukan dunia pendidikan. Â
Permasalahan pendidikann di Indonesia sangat kompleks, diantaranya menyangkut soal pemerataan pendidikan, manajemen pendidikan serta mutu pendidikan. Persoalan pemerataan pendidikan adalah masih banyaknya anak umur sekolah yang tidak dapat menikmati pendidikan formal di sekolah, sedangkan persoalan manajemen menyangkut segala macam pengaturan pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan transportasi agar kualitas dan pemerataan pendidikan dapat terselesaikan dengan baik.
Namun demikian, banyak kendala yang dihadapi terutama dalam pengadaan kebutuhan pendidikan. Meskipun era digital dan teknologi melaju dengan sangat pesat, tetapi kondisi pendidikan Indonesia belum mengalami pengingkatan yang signifikan. Kesenjagan juga terjadi antara masyarakat yang tinggal di pedesaan maupun masyarakat yang tinggal di perkotaan serta perbedaan tingkat sosial ekonomi. Oleh karena itu, perlu diupayakan keberdayaan pendidikan di masyarakat untuk memperoleh kesempatan pendidikan yang bermutu dan merata bagi setiap warga negara.
Â
B. PENDIDIKAN DI MASYARAKAT
Ketidakmerataan tingkat pendidikan dikalangan masyarakat berdampak pada kemampuannya dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Masyarakat yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif. Kurangnya kesadaran serta pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan, menyebabkan mereka tidak perlu untuk sekolah terlalu tinggi, hal ini sering dijumpai di kalangan pedesaan khususnya untuk anak perempuan.
Masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan dalam mencapai tujuan sosial dan meningkatkan status sosial. Hal ini mutlak dan penting bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Jika ingin dikaitkan dengan konteks sosial masyarakat, sesungguhnya pendidikan dapat menjadi jalan keluar untuk menurunkan angka kemiskinan khususnya bagi masyarakat di daerah pedesaan. Seorang anak yang pintar akan menjadi aset masa depan yang dapat menaikkan taraf hidup keluarga.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pendidikan dikalangan masyarakat, diantaranya:
1. Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga banyak orang tua yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya lebih lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
2. Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
3. Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang terjangkau bagi masyarakat.
Â
C. SOLUSI UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PADA BIDANG PENDIDIKAN
Peningkatan tingkat pendidikan dan pemberdayaan masyakarat di era merdeka belajar dapat dilakukan untuk meratakan kesempatan memperoleh pendidikan, diantaranya dengan jalan berikut ini.
1. Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau non-formal seperti kursus-kursus keterampilan sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
Pendidikan non-formal sangat penting bagi seseorang alasannya bahwa dengan pendidikan ini maka akan dapat melengkapi pendidikan formal, misalnya jika seseorang yang putus sekolah kemudian tidak dapat melanjutkan pendidikan karena biaya yang sangat terbatas maka jalan satu-satunya mengikuti kursus yang dapat menunjang prestasi seseorang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dari penjelasan tersebut jelas bahwa pendidikan non formal juga sangat penting dalam menunjang pendidikan formal.
Pendidikan non formal merupakan pendidikan yang mempunyai peran khusus sehingga dapat mempengaruhi seseorang yang didasarkan pada proses pelaksanaannya dalam masyarakat kemudian metode bagaimana yang digunakan yang akan dapat bermanfaat bagi seseorang yang terlibat di dalamnya kemudian dari bentuk lain yaitu ciri khas dari pelaksanaan pendidikan non formal.
Â
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar hingga ke pelosok daerah.
Salah satu hal yang menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia belum sangat maju dan tinggi adalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai untuk membantu proses belajar mengajar. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini masih belum merata, terutama pada daerah-daerah seperti desa yang terpencil, terpelosok maupun daerah yang identik dengan perekonomian yang rendah. Mayoritas penduduk yang tinggal di daerah ini mempunyai pola pikir yang masih minim mengenai pendidikan, transportasi, komunikasi, dll. Sehingga bagi penduduk yang tinggal di daerah ini merasa bahwasannya pendidikan merupakan suatu hal yang mewah, karena pendidikan identik dengan mahalnya biaya yang dikeluarkan.
Â
3. Meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan untuk melakukan pemerataan pendidikan di Indonesia, sehingga menghasilkan SDM yang unggul dan berkarakter dalam menghadapi Indonesia emas.
    Peningkatan mutu lembaga dan sumber daya manusia di era otonomi pendidikan ini dapat dilakukan melalui pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro dapat dikembangkan melalui penataan sistem birokrasi, adanya transparansi (keterbukaan), pemberdayaan SDM dosen, dan staf (karyawan) dengan keunggulan kompetitif, optimalisasi jaringan, profesionalitas administrasi dan manajemen, penataan mutu input, proses, dan output, menjalin hubungan sinergis dengan stakeholder (pemerintah, swasta, dan pemerintah), mencari sumber-sumber termasuk sumber pembiayaan untuk memajukan lembaga. Sedangkan pendekatan mikro dapat dilakukan melalui penataan mutu dosen dan pengembangan pendidikan yang berkarakter. Selain itu, untuk meningkatkan mutu lembaga, juga diupayakan untuk mengembangkan jurusan-jurusan baru yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja, serta relevan dengan kebutuhan pengembangan lembaga.
    Terdapat dua jenis pengembangan SDM, yaitu: pengembangan SDM secara formal dan secara informal.
Pertama, pengembangan SDM secara formal yaitu SDM yang ditugaskan oleh lembaga untuk mengikuti pendidikan atau latihan, baik yang dilaksanakan oleh lembaga tersebut maupun lembaga diklat. Pengembangan SDM secara formal dilakukan karena tuntutan tugas saat ini maupun masa yang akan datang. Dengan demikian, jenis pengembangan ini dapat memenuhi kebutuhan kompetensi SDM yang bersifat empirical needs dan predictive needs bagi eksistensi dan keberlanjutan lembaga.
Kedua, pengembangan SDM secara informal yaitu pengembangan kualitas SDM secara individual berdasarkan kesadaran dan keinginan sendiri untuk meningkatkan kualitas diri.
Â
D. PENUTUP
Permasalahan yang terjadi pada bidang pendidikan masyarakat di era program merdeka belajar disebabkan oleh tidak meratanya tingkat pendidikan dikalangan masyarakat Indonesia yang berdampak pada kemampuannya dalam memahami dan menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Hal ini dapat diatasi dengan beberapa cara, yakni dengan membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau non-formal seperti kursus-kursus keterampilan sehingga dapat memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang, meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana belajar mengajar hingga ke pelosok daerah, meningkatkan kualitas SDM Indonesia dan untuk melakukan pemerataan pendidikan di Indonesia, sehingga menghasilkan SDM yang unggul dan berkarakter dalam menghadapi Indonesia emas. Disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dengan masyarakat untuk mengatasi segala permasalahan. Sehingga diharapkan pendidikan dapat menjangkau seluruh masyarakat Indonesia.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Hasibuan, M. S. P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarat: Bumi
Indy, R., Waani, F. J., & Kandowangko, N. (2019). Peran Pendidikan dalam Proses Perubahan Sosial di Desa Tumaluntung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Pendidikan. 12(4). 1-18.
Â
Rusmini. (2017). Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Karakter dan Attitude. Nur El-Islam. 4(2). 79-96.
Yudi, A. A. (2012). Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau dari Segi Sarana dan Prasarana (Sarana dan Prasarana PPLP). Jurnal Cerdas Sifa. 1(1). 1-8.
Yunus, Syarif. 2019. Merdeka Belajar. https://kumparan.com/syarif-yunus/hardiknas-merdeka-belajar-itu-harus-bagaimana-1vfGeTVcKef (diakses pada 22 Mei 2022).
Â
Yusuf, Amin. (2014). Analisis Kebutuhan Pendidikan Masyarakat. Jurnal Penelitian Pendidikan. 31(2) 77-84.
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H