Mohon tunggu...
Serlly Nurlita
Serlly Nurlita Mohon Tunggu... Penulis - Author

Menulislah dari hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wasiat Kakek

15 Februari 2021   20:50 Diperbarui: 15 Februari 2021   21:28 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Pak Hendra ... tolong ceritakan duduk perkaranya, " kata kepala desa.

Paman Hendra menceritakan permasalah itu. Intan kaget mendengarnya. Paman Hendra menceritakan dengan menambahkan banyak informasi bohong.

"Bagaimana tanggapan kamu, dik Intan? " tanya Kepala Desa.

Intan yang lebih punya nyali pun bicara apa adanya. Sesuai fakta dan kenyataan yang dia tahu.

"Pembohong! " teriak Paman Hendra sambil menujuk Intan.

"Tolong diam, Pak Hendra! " tegur spontan kepala desa.

Paman Hendra tampak mendongkol dengan sambutan balik kepala desa. Dia pun meminta waktu untuk bicara.

"Gantian. Giliran saya bicara. Dia itu hanya anak baru kemarin tidak tau apa-apa. Ini ... kalian lihat semua. Inilah surat wasiat dari mendiang bapak saya tentang tanah itu. Silahkan dibaca! " ucap Paman Hendra.

Paman Hendra berjalan ke arah kepala desa dan beberapa aparat desa yang duduk di meja depan. Kepala desa membaca dengan serius surat itu.

"Bagaimana dengan surat ini, Dik Intan? " tanya kepala desa.

Intan menarik nafas sebentar. " Tanah itu ... tanah yang kami tempati milik mendiang bapak saya. Sertifikatnya pun atas nama bapak saya, " jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun