Mohon tunggu...
Seri Muliyani
Seri Muliyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menari

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Psikososial Erik Erikson: Perkembangan Identitas dan Hubungan Sosial

18 Januari 2025   14:08 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:08 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Erik Erikson adalah seorang psikolog perkembangan yang terkenal dengan teorinya tentang tahap-tahap perkembangan psikososial. Ia mengembangkan teori ini berdasarkan pandangan bahwa perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup dan melibatkan interaksi antara kebutuhan individu dan tuntutan sosial. Teori Erikson mencakup delapan tahap perkembangan psikososial yang masing-masing memiliki krisis utama yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang sehat.

Artikel ini akan membahas konsep utama teori Erikson, menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan psikososialnya, serta relevansi teori ini dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Utama Teori Psikososial Erikson

     Erikson memandang perkembangan sebagai proses yang berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia. Ia percaya bahwa setiap individu menghadapi serangkaian tantangan atau krisis psikososial di setiap tahap kehidupan. Keberhasilan dalam mengatasi krisis ini akan menghasilkan kekuatan psikososial, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan masalah dalam perkembangan di tahap berikutnya.

    Teori Erikson juga menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembentukan identitas dan perkembangan individu. Faktor-faktor seperti keluarga, teman, dan lingkungan sosial memainkan peran penting dalam membantu individu mengatasi krisis di setiap tahap.

Delapan Tahap Perkembangan Psikososial

1. Kepercayaan vs Ketidakpercayaan (0-1 Tahun)

Pada tahap ini, bayi belajar membangun rasa percaya terhadap dunia berdasarkan respons yang mereka terima dari pengasuhnya. Jika kebutuhan mereka dipenuhi dengan konsisten, bayi akan mengembangkan rasa aman dan percaya. Sebaliknya, jika kebutuhan mereka diabaikan, mereka mungkin mengembangkan rasa ketidakpercayaan terhadap orang lain.

2. Kemandirian vs Rasa Malu dan Ragu (1-3 Tahun)

Anak mulai mengembangkan kemandirian dengan belajar melakukan hal-hal sendiri, seperti berjalan atau makan. Jika mereka didukung, mereka akan merasa percaya diri. Namun, jika sering dikritik atau dilarang, anak dapat mengembangkan rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan mereka.

3. Inisiatif vs Rasa Bersalah (3-6 Tahun)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun