Mohon tunggu...
Sergius Hendi
Sergius Hendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya ialah menulis dan memnonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Kaum Selibat Menjaga Eksistensi Iman Melalui Media Sosial

1 Februari 2024   21:55 Diperbarui: 1 Februari 2024   22:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tugas kerygma berasal dari bahsa Yunani yang berarti karya pewartaan Kabar Gembira. Dalam kitab suci Perjanjian baru ditemukan dua kata kerja yang berhubungan dengan kerygma, yaitu  Kerussein dalam Ibrani 5:12 yang memperlihatkan kepada aktivitas pewartaan kepada orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus, yang kedua didaskein dalam Ibrani 6:1 yang memperlihatkan aktivitas pewartaan kepada orang yang sudah mengenal Allah guna untuk mengembangkan dan memekarkan iman (Priyanto and Utama, 2017). Oleh karena itu, tugas pewartaan itu ditujukan kepada semua orang tanpa terkecuali. Maka penekanan utama dalam tugas pewartaan Gereja ini bukan saja pewartaan verbal tetapi juga pewartaan melalui kesaksian hidup sebagai bentuk pewartan.

Tugas koinonia ialah menyatakan kebeberadaan Gereja sebagi suatu persekutuan, hal ini sesuai dengan akar katanya yang diambil dari bahasa Yunani yaitu Koin yang berarti mengambil bagian. Dalam persepektif biblis, koinonia diartikan sebagai peguyuban atau persekutuan (Kis 2:41-42) (Setinawati, 2021). Sehingga dalam terang Tuhan inilah gereja yang melaksanakan tugas persekutuan untuk membangun relasi dengan orang lain sebagai persaudaraan yang berpusat pada Yeuss Kristus. Selain itu, tugas koinonia ini bertujuan supaya gereja dapat membangun relasi yang biak antara pribadi dengan Allah dan antar sesama.

Tugas Liturgia merupakan sebuah bentuk pelaksanaan iman, melalui iman misteri Kristus sesuai dengan akar kata kerja yang berasal dari bahasa Yunani leitourgian yang berarti bekerja untuk kepentingan umum (Tawa, Zefanya and Ronisius, 2022). Dalam tugas ini, berusaha membantu agar setiap orang yang percaya memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Allah. Oleh karena itu, tugas gereja sebagai liturgia yaitu menguduskan yang diwujudkan dalam perayaan Ekarisi sebagai puncak iman. Berpartisipasi dalam liturgi berarti ikut dalam ibadah kepada  Allah  seperti  yang  dilakukan Yesus.

Tugas Diakonia adalah tugas Gereja untuk melakukan sebuah pelayanan dan mengasihi. Dalam tugas ini berusaha untuk membuat orang yang percaya untuk berani peduli kepada sesama, seperti Yesus Kristus yang sangat peduli dan mengasihi umatnya. Hal ini sesuai dengan akar kata diakonia sendiri yaitu Diakonein yang artinya melayani (Andriani, Bura and Parinding, 2023). Sehingga jelas sekali bahwa tugas gereja itu untuk melayani bukan malah dilayani. Pelayanan yang dimaksusd ialah memberi pertolongan dari segala aspek kepada orang-orang yang menbutuhkan pertolongan jasmani maupun rohani.

Tugas Martyria merujuk kepada tugas gereja untuk memberikan kesaksian baik berupa kata-kata maupun dalam bentuk tindakan tentang Yesus Kristus. Seperti dengan mendorong mereka untuk mengembangkan sikap saling menghormati, tolong-menolong, dan toleransi. Hal ini sesuai dengan akar katanya marturio yang berarti kesaksian. Kesaksian yang diberikan atau disampaikan adalah pemberitaan tentang pesan Injil kepada Gereja.(Kusumawanta and Kii, 2023) sehingga memampukan setiap orang untuk mencerminkan iman Kristen, etika Kristen dan menjadi orang yang berintegritas.

Hubungan Kaum Selibat Dan Zaman Sekarang

            Istilah selibat dapat diartikan sebagai lajang atau aseksual, karena mengambil keputusan untuk tidak kawin sebagai syarat sumpah atau keyakinan agama. Dikalangan gereja Katolik, selibat merupakan sebuah panggilan hidup, sehingga dengan itu selibat memilki makana penyerahan hidup, pembaktian hidup yang murni dan total kepada Tuhan demi kerajaan Allah. (Thomas Bedjo Oetomo, 2022). Kaum selibat dalam menjalankan tugasnya selalu berurusan dengan iman akan Yesus Kristus. Hidup mereka jauh dari duniawi, namun dengan perkembangan zaman mereka harus menyesuaikan cara hidup mereka dengan situasi zaman sekarang ini.

            Pada tanggal 11 Oktober 1962, sekitar 50 tahun lalu Pau Yohanes XXIII membuka Konsili Vatikan II yang menjadi peristiwa terpenting dalam sejarah Gereja pada abad ke-20. Konsili ini ingin adanya pembaruhan, dialog dan penekanan pada Umat Allah (Kirchberger, 2017). Dalam konsili tersebut, Yohanes XXIII yakin bahwa Gereja membutuhkan suatu pembaharuan yang mendalam, agar bisa mewartakan Injil secara meyakinkan di dalam dunia dewasa ini. Ada kata Yohanes XXIII yang amat terkenal yaitu aggiornamento yang artinya bahwa Gereja haru Up to date, agar kabar injil bisa didengar dan dimengerti oleh banyak kalangan dewas ini, agar apa yang menjadi misi dari Allah itu dapat sungguh ditanggapi oleh manusia pada zaman moderen. Ia mmenegaskan bahwa Gereja bukanlah suatu museum melainkan taman yang hidup dan berkembang, oleh akrena itu pidato Paus Yohanes XXIII pada 11 Oktober 1962 menjadi sangat penting bagi perjalanan seluruh konsili.

Perkembangan zaman merupaka sarana bagi kaum selibat untuk bermisi mewartakan iman itu. Kaum selibat dan perekembangan zaman tidak bisa dipisahkan lagi dan kaum selibat tidak bisa menutup mata akan kebaharuan yang ditawarkan zaman, melainkan menggunakannya sebagai sarana pewartaan. Hal ini jelas sekali sesuai dengan apa hasil dari konsili yang di buat oleh Yohanes XXIII tahun 1962, bahwa pewartaan iman harus disesuaikan dengan permintaan zaman.

Hubungan media sosial dan iman

Mengenal Allah merupakan sebuah hal yang amat penting, karena akan berpengaruh pada kekekalan kita, membawa suka cita bagi kita dan Allah sebagi Sang Pencipta (Anwar Three Millenium Waruwu, 2023). Allah memegang peranan penting dalam hidup manusia, maka wajiblah setiap orang untuk mengenal Allah. Manusia dalam konteks ini adalah komunitas atau Gereja yang dipilih dan diperkenankan oleh Allah menjadi umat-Nya, hal itu yang menjadi dasar kenapa ajaran mengenai iman itu harus terus diwartakan guna untuk memberi ajaran iman serta menanamkan nilai-nilai iman untuk bisa menyerupai kehendak Allah. Sehingga sebagai murid Kristus sungguh hidup dalam Kristus yang terhubung secara intim dan vital dengan Kristus dalam kelakuan sehri-hari (Leniwan Darmawati Gea, Ruslin Ruslin, 2023). Kemajuan Zaman mendorong kaum selibat untuk bekerja keras dan bertanggung jawab atas krisis iman sebagai tugas pewartaan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Hal ini karena setiapa hari manusia selalu berhadapan dengan ajaran-ajaran palsu dan guru-guru palsu (Manurung, 2023). Selain itu, pribadi Yesus yang diimani tidak pernah dilihat secara langsung oleh mata yang membuat orang mengalami krisi iman karena selalu bertanya-tanya. Alkitab sendiri sudah menunjukkan bahwa jemaat Efesus yang seharusnya sudah paham mengenai Allh yang mereka sembah, ternyata masih didoakan oleh Paulus agar mereka mempunyai mata hati yang sudah diterangi untuk dapat mengenal Allah (Santo, 2018). Hal ini menunjukkan bahwa, perlunya kahadiran Allah secara langsung dalam kehidupan manusia selama-lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun