Mohon tunggu...
Sergius Hendi
Sergius Hendi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya ialah menulis dan memnonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Usaha Kaum Selibat Menjaga Eksistensi Iman Melalui Media Sosial

1 Februari 2024   21:55 Diperbarui: 1 Februari 2024   22:06 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iman katolik berpusat pada Yesus Kristus, dengan itu umat katolik harus memusatkan hidupnya kepada Yesus. Pengahayatan iman akan Yesus harus nyata dalam tindakan, hal ini telah ditulis oleh santo Yakobus dalam suratnya bahwa iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati (Yakobus 2:26) (Dadi, 2022). Hal ini ingin menunjukkan bahwa penghayatan iman adalah perbuatan yang benar-benar mencerminkan tanggapan atas pangggilan Allah yang sungguh agung dan mulia, sehingga melalui agama setiap pribadi atau kelompok berusaha menunjukkan sikap hormat terhadap Allah yang telah menciptakan semua yang ada pada alam semesta.

Pengahayatan iman yang kuat menjadi kunci utama untuk bisa dekat dengan Allah dan merasakan kasih yang luar biasa dari Allah. Penghayatan iman adalah buah dari perjumpaan intim manusia dengan Allah. Perjumpaan dengan Allah dalam pengalaman religius mampu membentuk seseorang menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. Iman akan Yesus meneguhkan pengaharapan pengikut-Nya, karena Yesus sebagai jalan yang  membawa manusia kepada kepenuhan kehidupan (Situmorang, 2023). Selanjutnya, dalam iman kita percaya akan sebuah pengharapan yang dianugerahkan, dengan adanya harapan itu memampukan setiap personal yang percaya untuk menjalaankan masa sekarang yang terkadang sulit dan berat untuk dijalani. Dengan pengharapan  mampu membawa iman kepada masa depan.

Krisis Iman

Sejaka covid-19 lalu, hampir semua kalangan mengalami krisis. Krisis tidak hanya dibidang ekonomi tetapi juga dalam iman. Hal ini ditambah dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 Tahun 2020 yang membatasi kegiatan keagamaan (Sulistyawati, 2020). Peribadatan diganti dengan pribadatan di rumah melalui misa online. Misa online berarti misa secara virtual dan tidak menerima komuni atau Hosti Kudus dan diganti dengan mendaraskan doa komuni batin. Krisis iman dapat mengubah pola hidup masyarakat, yang tadinya percaya dan kuat dalam iman namun kini berubah menjadi pribadi yang anti dengan agama. Hal ini karena arus globalisasi yang begitu cepat membuat masyarakat mudah mengadposi budaya baru. Krisis iman terjadi karena seseorang mengalami keraguan dalam keyakinan keagamaannya atau sistem spiritualnya. Krisis iman dapat terjadi karena berbagai faktor sperti pertanyaan-pertanyaan filosofis, pengalaman pribadi yang menantang, nilai konflik atau perstiwa traumatis, seperti halnya dalam masa pandemi.

Krisis iman berdampak pada krisis identitas. Krisis identitas adalah kondisi di mana seseorang sering bertanya tentang identitasnya, baik itu kepercayaan, nilai hidup, dan tujuan hidup. Pertanyaan itu akan berdampak pada Psikologi seseorang, seseorang tersebut akan menjadi bingung dan ragu-ragu. Krisis identitas itu dapat terjadi karena apa yang selama ini dijadikan pegangan mendadak menjadi hilang makna dan tujuannya, selain itu krisis identitas juga terjadi karena penolakan terhadap apa yang baginya asing dan ketidakmampuan menikmati keterasingan (Supriyono, 2019). Ketidakmampuan akan keterasingan membuat seseorang tidak mampu berinteraksi dengan lingkunga sekitar. Identitas merupakan salah satu bagian penting dari spiritualitas. Identitas diri itu terakit dengan perjalanan spiritual seseorang dan pembentukan identitas dalam diri seseorang. (Manik, Saptowidodo and Budianto, 2018)

Media sosial

Media sosial menjadi tanda bahwa dunia telah berkembang dan manusia semakin pintar. Media sosial telah menjadi pintu dan jendela dunia, karena apa saja dapat ditemui dalam media sosial. Media sosial (Social Networkoing) merupakan sebuah media oline di mana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, dan menciptkan isi meliputi blog, sosial network atau jejaringan sosial. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mengatakan bahwa media sosial merupakan sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 (Putri, Nurwati and S., 2016). dalam media sosial terdapat yang namanya jejaringan sosial, dalam jejaringan sosial ini setiap orang dapat membuat Web page pribadi yang kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Contoh jejaringan sosial yang sering digunakan di zaman sekarang ini aialah Facebook, Instagram, Tik-Tok, dan lain sebagainya.

Kaum selibat

Hidup selibat merupakan suatu pilihan hidup. Istiilah selibat secara etimologi berasal dari bahasa latin caelebs artinya tunggal, orang yang tidak menikah atau caelibatur artinya hidup tidak menikah. (Wibowo, 2017) Orang-orang yang hidup selibat ini disebut dengan kaum religius dan rohaniwan. Untuk selibat perempuan, mereka mengabdikan diri kepada Gereja dengan menjadi seorang Suster (biarawati), sedangkan untuk kaum lelaki mereka mengabdikan diri kepada Gereja sebagai Bruder (biarawan), Frater dan menjadi seorang imam (pastor). Para Kardinal, Uskup Dan Paus juga orang-orang yang hidup dalam selibat. Hidup selibat merupakan suatu bentuk pilihan hidup yang ditujukan kepada kecintaannyan kpeda Kristus, mereka ingin hidup seperti Yesus demi kerajaan Allah, seperti sabada Tuhan dalam injil Matius 19:12 "Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir dari rahimnya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti." Oleh karena itu, mereka berusaha hidup serupa dengan Allah yang menjaga kemurnian serta melakukan tugas-tugas pelayanan untuk menumbuhkan iman dalam Gereja di setiap tantangan zaman.

Tugas Gereja

            Kaum Selibat adalah bagian dari anggota Gereja Katolik, oleh karena itu mereka juga harus melaksanakan tugas pelayanan. Tugas mereka sama halnya dengan tugas Gereja pada umumnya, yaitu menjalankan lima tugas Gereja Katolik. Lima tugas Gereja Katolik itu meliputi kerygma, koinonia, liturgia, diakonia, dan martyria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun