Misalnya, sebuah iklan untuk mobil mewah. Penanda adalah gambar mobil itu sendiri, sementara petandanya adalah konsep kemewahan, kenyamanan, dan status sosial. Denotasi iklan tersebut hanya menunjukkan mobil sebagai objek fisik, tetapi konotasinya menekankan bahwa memiliki mobil tersebut berarti memiliki gaya hidup yang mewah dan berstatus tinggi. Mitos yang dibangun adalah bahwa kesuksesan dan kebahagiaan diukur dari kepemilikan benda mewah.
2. Kajian Budaya dalam Film
Misalnya, dalam film superhero, pahlawan sering kali digambarkan dengan sifat-sifat ideal seperti keberanian, moralitas tinggi, dan kekuatan fisik. Penanda adalah karakter pahlawan itu sendiri, sementara petandanya adalah konsep kepahlawanan dan keadilan. Denotasinya adalah tokoh pahlawan yang melawan penjahat, tetapi konotasinya menciptakan mitos bahwa keadilan dapat dicapai melalui tindakan individual yang heroik, seringkali mengabaikan kompleksitas masalah sosial yang sebenarnya.
3. Komunikasi Politik dalam Kampanye
Misalnya, sebuah slogan kampanye seperti "Make America Great Again". Penanda adalah kata-kata dalam slogan itu sendiri, sementara petandanya adalah ide tentang kebesaran Amerika. Denotasinya adalah pernyataan sederhana tentang membuat negara hebat, tetapi konotasinya mencakup nostalgia untuk masa lalu, nasionalisme, dan janji perubahan. Mitos yang dibangun adalah bahwa negara hanya bisa menjadi hebat dengan kembali ke nilai-nilai lama yang dianggap superior.
Kesimpulan
Model komunikasi semiotika Roland Barthes memberikan alat yang kuat untuk memahami bagaimana makna dikonstruksi dan disampaikan melalui tanda-tanda dan simbol-simbol dalam budaya. Dengan membedakan antara denotasi dan konotasi serta mengungkap mitos-mitos yang tersembunyi, kita dapat lebih kritis dalam menganalisis pesan yang kita terima dan lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Penerapan konsep ini dalam berbagai konteks, seperti analisis media, kajian budaya, dan komunikasi politik, menunjukkan relevansi dan kekuatan semiotika dalam memahami dinamika komunikasi modern. Dengan demikian, model semiotika Barthes bukan hanya alat akademis, tetapi juga panduan praktis untuk navigasi makna dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H