How: Membangun budaya organisasi yang menekankan integritas dan akuntabilitas. Ini bisa dicapai dengan menetapkan kode etik yang jelas, memberikan pelatihan tentang etika, dan menegakkan sanksi yang tegas terhadap pelanggaran.
  Contoh: Menerapkan kebijakan whistleblower yang efektif di organisasi untuk melindungi dan mendorong pelaporan tindak korupsi. Selain itu, program penghargaan bagi pegawai yang menunjukkan integritas tinggi bisa menjadi motivasi tambahan.
4. Teknologi dan Transparansi
  What: Penggunaan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam administrasi publik dan sektor bisnis.
  Why: Teknologi dapat membantu mengurangi peluang korupsi dengan membuat setiap transaksi dan proses lebih transparan dan mudah diaudit.
  How: Mengimplementasikan sistem e-governance yang mencakup e-procurement, e-budgeting, dan e-audit. Teknologi ini memungkinkan akses informasi yang luas dan real-time bagi publik dan otoritas pengawas.
  Contoh: Pemerintah dapat menggunakan teknologi blockchain untuk mencatat dan memantau transaksi keuangan publik. Blockchain menawarkan transparansi dan keamanan yang tinggi, sehingga mengurangi peluang korupsi.
5. Penegakan Hukum yang Efektif
  What: Penegakan hukum yang efektif dan tidak memihak dalam menangani kasus korupsi.
  Why: Hukuman yang tegas dan adil memberikan efek jera yang penting untuk mencegah korupsi.
  How: Memperkuat lembaga penegak hukum dengan sumber daya dan wewenang yang memadai. Ini termasuk pelatihan bagi penyidik, jaksa, dan hakim serta meningkatkan koordinasi antar lembaga penegak hukum.