Mohon tunggu...
Edric Galentino
Edric Galentino Mohon Tunggu... Freelancer - Software Engineer - Mahasiswa di Universitas Mercubuana Jakarta

Saya, Edric Galentino dengan NIM 41522110012 dari Fakultas Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika, disini untuk mengerjakan kuis mata kuliah PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB dengan dosen: APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Dokrin Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

19 Mei 2024   11:29 Diperbarui: 19 Mei 2024   11:35 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1. Mengembangkan Bakat:
   Pendidikan harus berfokus pada pengembangan bakat setiap individu. Setiap siswa memiliki bakat unik yang harus ditemukan dan dikembangkan. Sekolah menyediakan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan sains untuk membantu siswa menemukan dan mengembangkan bakat mereka.

2. Pendidik Mengembangkan Potensi Siswa/Mahasiswa/Peserta Didik:
   Guru dan pendidik harus berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka secara optimal. Guru memberikan bimbingan dan dukungan individu kepada siswa, membantu mereka mengatasi kesulitan belajar dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan akademis dan pribadi.

3. Siswa/Mahasiswa Diarahkan Sesuai Bakatnya:
   Pendidikan harus bersifat personal dan adaptif, menyesuaikan metode dan materi pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat masing-masing siswa. Sistem penjurusan di sekolah menengah atas yang memungkinkan siswa memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa sesuai dengan minat dan bakat mereka.

4. Siswa/Mahasiswa Perlu Belajar Merdeka (Memilih Sendiri):
   Siswa harus diberikan kebebasan untuk memilih jalur pendidikan mereka sendiri. Ini termasuk kebebasan memilih mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan bahkan jalur karir. Mahasiswa di perguruan tinggi dapat memilih mata kuliah yang ingin mereka ambil sesuai dengan minat dan rencana karir mereka, memberikan mereka kontrol lebih besar atas pendidikan mereka.

Tri Kont Pendidikan
Tri Kont Pendidikan adalah konsep yang menjelaskan tiga prinsip dasar pendidikan yang diajukan oleh Ki Hadjar Dewantara. Prinsip ini mencakup:

1. Kontiyu (Blue Print):
   Pendidikan harus memiliki panduan atau rencana yang berkelanjutan. Ini mencakup visi jangka panjang dan strategi implementasi yang konsisten. Sistem pendidikan nasional yang dirancang dengan kurikulum yang terstruktur dan terencana dengan baik, mencakup pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, dengan pembaruan kurikulum secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

2. Konsentris (Budaya Bangsa):
   Pendidikan harus berpusat pada budaya bangsa, mengutamakan nilai-nilai budaya lokal dan nasional sebagai inti dari proses pendidikan. Pengajaran bahasa daerah, sejarah nasional, dan budaya lokal di sekolah-sekolah, serta penerapan metode pengajaran yang mengintegrasikan budaya lokal dalam proses belajar mengajar.

3. Konvergen (Tuntutan Global):
   Pendidikan harus mampu mengakomodasi tuntutan global, mempersiapkan siswa untuk bersaing di tingkat internasional tanpa kehilangan identitas nasional. Pengajaran bahasa asing, teknologi informasi, dan keterampilan global lainnya di sekolah, serta kerjasama internasional dalam bidang pendidikan seperti program pertukaran pelajar dan kerjasama penelitian dengan universitas luar negeri.

Kesimpulannya, Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh penting dalam sejarah pendidikan Indonesia yang menawarkan konsep-konsep mendalam tentang pendidikan. Panca Darma, kemerdekaan belajar, dan Tri Kont Pendidikan adalah beberapa dari banyak kontribusinya yang hingga kini masih relevan dan diaplikasikan dalam sistem pendidikan di Indonesia. Prinsip-prinsip ini menekankan pentingnya pendidikan yang holistik, berpusat pada peserta didik, dan menghargai budaya lokal serta global. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan individu-individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter, berbudaya, dan siap menghadapi tantangan global

Orientasi Tri Rahayu "Tri Hayu" adalah konsep yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara yang menggambarkan tiga dimensi atau tingkatan dari tujuan hidup dan pengembangan diri manusia. Konsep ini mencakup tiga aspek utama: diri sendiri, bangsa, dan alam semesta. Berikut adalah elaborasi terkait masing-masing aspek dari Tri Hayu beserta contohnya dalam kehidupan sehari-hari:

1. Memayu Hayuning Sarira (Diri Sendiri)
Memayu Hayuning Sarira berarti memelihara dan memperindah diri sendiri, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Ini mencakup pengembangan karakter, pengetahuan, kesehatan, dan kesejahteraan pribadi. Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya individu untuk mengembangkan potensi diri secara maksimal sebagai dasar untuk kontribusi yang lebih besar pada masyarakat dan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun