Mohon tunggu...
sergio falentinus
sergio falentinus Mohon Tunggu... Security - Saya adalah seorang pelajar/Mahasiswa

Saya seorang pelajar atau mahasiswa yang sekarang berdomisil di Jakarta, dengan hobi Saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari dari Nusa Tenggara Timur

4 Mei 2024   14:05 Diperbarui: 4 Mei 2024   14:15 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pulau Flores merupakan salah satu wilayah bagian timur Indonesia yang masih sangat alami yang terletak di propinsi Nusa Tenggara Timur. Oleh sebabnya pulau Flores menjadi salah satu objek wisata yang sangat menarik karena memiliki paonorama alam, budaya, serta masyarakatnya yang masih tradisional. berikut ada beberapa kampung adat di pulau flores:

1. Kampung Bena

Kampung yang terletak Desa Tiwuriwu, Kabupaten Ngada ini merupakan salah satu perkampungan megalitikum yang memiliki keindahan alam yang sangat  mempesona.  pada area tengah kampung terdapat Nga'du dan Bha'ga. Nga'du merupakan sebuah tiang kayu memanjang yang diukir dengan motif satwa yang kedua tangannya memegang parang dan tombak. Ini merupakan simbol nenek moyang laki-laki. Sementara Bha'ga merupakan representasi dari nenek moyang perempuan dari suku tersebut. Keduanya merupakan simbol dari kekerabatan antara leluhur dan generasinya. Uniknuya rumah-rumah dikampung Bena ini di bangun secara berhadapan yang terbuat dari susunan batu gunung dengan atap dari alang-alang, yang terletak di puncak bukit dengan view gunung Inerie yang sangat menarik sehingga nampak begitu indah dan rapi.

2. Kampung waerebo

WaeRebo merupakan sebuah kampung tradisional yang terletak di Kabupaten Manggarai flores. Terkenal dengan sebutan kampung di atas awan, yang dikelilingi oleh perbukitan yang sangatlah asri dan setiap paginya kerap di hiasi kabut tipis yang turun dan menyelimuti kampung ini.

Setiap bulan November, warga di Desa Wae Rebo merayakan Upacara Adat Penti,sebagai ucapan rasa syukur berkat hasil panen dan memohon perlindungan. Menariknya Ketika Hari Kemerdekaan indonesia, selalu memasang bendera merah putih di atas rumah adat atau Mbaru Niang yang berbentuk kerucut saat upacara bendera berlangsung.


Mbaru Niang ini terbuat dari daun lontar yang atapnya berbentuk kerucut yang terdiri dari lima tingkat bangunan kayu tanpa paku dan tidak menyentuh tanah.  Sehingga pada tahun 2012 UNESCO menetapkan kampung ini sebagai salah satu warisan Budaya Dunia.

3. Kampung gurusina

Kampung Adat gurusina yang teletak di lereng gunung inerie ini di yakini sebagai kampung adat megalitikum yang masih tradisional, terutama yang paling ikonik karena batu megalitikumnya berdiri tegak di tengah kampung. Gurusina memiliki 33 rumah adat yang terbuat dari bambu dan alang-alang dengan rumahnya berjajar berhadap-hadapan, sehingga terlihat unik dan menarik. Gurusina disinyalir sebagai kampung adat tertua di pulau Flores. tapi sayangnya pada tahun 2018 lalu  kampung ini mengalami kebakaran yang mengakibatkan 27 rumah habis terbakar dan hanya enam rumah yang tersisa, sampai sekarang masih dalam tahap perencanaan pemerintah setempat untuk membangun Kembali kampung tersebut dengan bahan-bahan lokal dan menjadikan kampung adat gurusina seperti semula.

4. Rumah adat mbaru gendang

Banyak orang mengetahui kota ruteng, tapi tau gak sih kalau di kota ruteng ada salah satu kampung adat nya yaitu mbaru gendang. Kampung adat ini, merupakan pusat perkampungan tradisional di Kabupaten Manggarai sebelum ada kampung adat lainnya yang terdiri dari Dua rumah Mbaru Gendang berdiri kokoh dengan atapnya dari ijuk.

Di tengah kampung ada kuburan leluhur orang Manggarai sebagai penjaga kampung, juga berdiri kokoh pohon dadap di samping kuburan tua itu. Dan di tempat ini banyak upacara adat dilaksanakan seperti proses caca mbolot (penyelesaian masalah) dan upacara penti (pesta panen).Di rumah adat ini tersimpan perlengkapan adat, seperti alat musik gong dan gendang. Dan juga perlengkapan caci, yakni larik (cemeti), nggiling (perisai), dan lainnya.

5.  Kampung adat wologai

Kampung adat yang terakhir ini terletak di wilayah Ende Lio tepatnya di Detusoko Kabupaten Ende, yang rumah adatnya dibangun melingkar dengan tiga tingkatan dimana setiap tingkatnya disusun bebatuan ceper di atas tanah yang sekelilingnya dibangun rumah-rumah.

Di tengah kampung ada panggung ritual dan batu seremonial.

Batu ini dipagari dengan tongkat bambu sederhana, yang tidak diizinkan disentuh oleh pengunjung. Sedangkan dipintu masuk kampung terdapat sebuah pohon beringin yang diyakini komunitas adat Wologai ditanam oleh leluhur mereka, yang sekaligus konon setara dengan waktu pendirian kampung adat ini.

rumah adat di kampung Wologai terdiri dari rumah suku dan sebuah rumah besar. Rumah suku dipakai sebagai tempat penyimpanan benda pusaka atau peninggalan milik suku. Sedangkan rumah besar hanya ditempati saat berlangsung ritual adat.

Sekian, Terima Kasih, Semoga bermanfaat...

Nama    : Falentinus Sergio Gebo

Jurusan: Akutansi

Universitas Pamulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun