Mohon tunggu...
Ndiken Sergi
Ndiken Sergi Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Almasuh - Papua

Tulis dan Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tikus Berbulu Domba

23 Juni 2020   08:26 Diperbarui: 23 Juni 2020   08:23 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rodent merupakan hewan pengerat, yang mempunyai dua gigi dibagian depan. Gigi ini harus terus diasah supaya menjadi pendek. Caranya dengan harus menggigit ; memakan sesuatu. Jika gigi itu tidak diasah, maka akan tumbuh panjang dan membunuh hewan tersebut.

Hewan pengerat yang paling terkenal adalah tikus. Saking terkenal-nya hewan ini,  hingga dibuat menjadi lirik lagu oleh Iwan Fals, dengan judul tikus kantor. Tikus yang bekerja dikantor, memakai kemeja stelan jas dan lengkap dengan dasi.

Tikus ini harus bedandan layaknya seorang terpandang, agar terlihat keren dan berwibawah. Menutupi akal bulusnya, layaknya tikus berbulu domba. Sehingga siapa-pun yang memandang akan terpanah oleh pesonah-nya.

Tidak tanggung-tanggung uang milyaran bahkan trilyunan rupiah, sanggup untuk dihabiskan dalam sekejap mata. Entah dilakuan sendiri-sendiri, atau dilakukan secara berjamaah, bersama tikus-tikus berdasi lainnya.

Saking rakusnya, mereka sampai tidak perduli apakah uang-uang tersebut diperuntukan untuk rakyat miskin, untuk korban bencana alam, untuk rakyat jelata yang kelaparan, untuk rakyat yang terkena virus corna, dll. Jika, naluri alaminya sudah memberontak, pasti di sikat habis semuanya.

Itu tadi, untuk mengasah giginya yang terus tumbuh, agar tetap pendek, sehingga tidak dapat melukai atau membunuh dirinya.

Salah satu faktor penyebab kemiskinan dan kemelaratan suatu negeri adalah, karena tikus-tikus berdasi masih eksis dan terpelihara dengan baik didalam tantanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dasar binatang rakus dan egois ..!! namanya juga binatang tidak mempunyai akal budi dan pikiran. Hanya mengandalkan naluri ; insting. Kalau manusia pasti memiliki akal budi pekerti.

Tikus-tikus ini mereka tidak suka hidup di tempat yang bersih, tetapi mereka lebih senang berdomisili tempat-tempat yang kotor dan berantakan. Mereka lebih nyaman dan aman jika hidup disana. Karena tempat seperti itu sudah pasti tidak ada yang perduli.

Eeits, jangan salah, tikus jaman now adalah tikus millennium. Mereka dapat beradaptasi terhadap lingkungannya dengan cepat ; bermutasi. Buktinya adalah lirik lagu Iwan Fals " ...kisah usang tikus-tikus kantor...". Gedung dan kantor pemerintah menjadi tempat tinggal favorit jenis tikus ini. Karena disana terdapat banyak bahan pokok yang cukup untuk mengasah giginya.

Bahkan gedung pengadilan, kementrian agama, kejaksaan, dan pengacara yang terkenal paling putih, suci dan bersih-pun tak luput dari pengaruh buruk hewan pengerat ini.  Kalau sudah seperti ini apakah kita harus bertanya pada rumput yang bergoyang ? seperti kata Ebiet G Ade.

Masyarakat jelatah juga harus pintar, jangan sampai pada saat pemilu legislative dan kepala daerah, masyarakat memilih tikus-tikus berdasih. Seperti memilih tikus dalam karung. 

Para pejabat yang berdandan keren, sok peduli, sok simpati kepada rakyat kecil, tetapi jauh didalam dirinya terdapat jiwa tikus yang rakus dan licik. Jangan mudah tergodah oleh bujuk rayuh-nya, yang berhembus bagai angin surga.

Karena kerakusan dan kelicikan mereka, segala cara dapat dihalalkan. Hanya untuk mempertahankan eksistensinya, mereka relah banting tulang melakukan apa saja. 

Kucing-pun dapat di suap dengan lima ekor ikan dan dua roti. Kalau tidak percaya coba tanyakan sama pegawai KPK, Novel Baswedan. Pasti Pak Novel akan menceritrakan semuanya. Mengapa matanya disiram air keras ? atau tanyakan kepada opa O.C. Kaligis kenapa sampai pengacara yang kondang dan beken, bisa terjaring Operasi Tangkap Tangan oleh KPK ?

Jadi, masyarakat jelata jangan biarkan para tikus berdasi yang suka hidup berkoloni menguasai pemerintahan di suatu daerah. Karena pada saat mereka merasa aman dan nyaman, maka tempat tersebut akan dijadikan sarang penyamun. Jika hal ini sampai terjadi, maka merupakan sebuah mimpi buruk yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya bangun dari tidur.  

Waspada-lah terhadap tikus berbulu domba!

Itulah sekilas pariwara tentang pengaruh buruk hewan pengerat, jagalah diri kita masing-masing. Jangan sampai kita terkena virus hewan tersebut.  Jangan lupa cuci tangan dan pakai masker, untuk menghidarkan diri kita dari godaan virus yang terkutuk.

_ADN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun