Mengenal TKO Token dan peluangnya sebagai aset kripto di Indonesia
Dunia digital bukan lagi khayalan sejak internet ditemukan tahun 90-an. Jarak bisa ditembus hanya dengan sentuhan. Perbedaan waktu pun bukan lagi sesuatu yang perlu dipikirkan. Perdagangan online menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan. Lalu pandemi Covid-19 mematenkannya, memaksa masyarakat menjamahi dunia maya seutuhnya—sebagai dampak dari social distancing.
Kini, hampir segala kegiatan dilakukan secara daring, mulai dari sekolah, berobat, sampai berbisnis dan invetasi. Berbagai pemilik modal atau pengusaha milenial yang baru terjun pun berbondong-bondong mencari peluang di dunia maya. Salah satunya, berkenalan dengan aset kripto; mata uang digital yang dipakai untuk bertransaksi virtual dalam jaringan internet.
Sebagai Ibunya token kripto yang lahir pada 2009, Bitcoin sukses mengajak perusahaan lain untuk melahirkan anak token baru yang membuat investor sedikit kesulitan memilih anak mana yang tidak akan mengantarkan mereka pada kerugian jangka panjang. Ratusan token yang bermunculan, menuntut kejelian investor. Berbagai cara perlu ditempuh untuk memastikan dana yang dialirkan ke dalam aset investasi bernilai aman dan terkendali. Melakukan seleksi mandiri sampai memilih pedagang aset kripto yang mampu menyaring token dipercaya pun menjadi salah satu caranya.
Di Indonesia sendiri, peningkatan jumlah pemain kripto terbilang cukup signifikan. Yakni mencapai 62,5% yang sudah bisa menjadi indikator bahwa industri aset kripto di Indonesia semakin populer. Dikutip dari kanal Youtube Harian Kompas pada Senin (21/6/2021), hanya memerlukan waktu 5 bulan, jumlah pemain bisa bertambah dari 4 juta menjadi 6,5 juta orang pada Mei 2021. Hal itu tak hanya berdampak pada kemajuan pedagang aset kripto, melainkan pula pada perusahaan yang dituntut untuk selalu bisa mencari peluang usaha sekecil apa pun. Salah satunya dengan menerbitkan aset kripto seperti yang dilakukan Tokocrypto.
Tokocrypto adalah salah satu exchange terbesar di Indonesia yang sudah diakui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang menerbitkan token lokal bernama TKO (Toko Token). Sebagai pedagang aset kripto yang ingin menjadi terdepan di Indonesia dengan menyediakan kepada pelanggan platform yang mudah, sederhana, instan, dan aman untuk bertransksi secara pecaya diri, Tokocrypto menawarkan token yang mampu bersaing di pasaran.
Sebelum diluncurkan, Toko Token TKO melakukan IEO (Initial Exchange Offering) di Binance Launchpad selama seminggu yang merupakan tahapan untuk memperkenalkan token kripto sebelum dilepas ke pasar. Lalu pada Rabu, 7 April 2021, TKO pun resmi diperdagangkan di bursa Binance dan Tokocrypto.
Meskipun baru diluncurkan, TKO digadang-gadang sukses menggaet minat investor kripto dengan langsung menduduki peringkat ke-233 di coinmarketcap.com pada 30 Maret 2021. Dalam IEO-nya, TKO pun berhasil menciptakan rekor baru karena berhasil mengumpulkan komitmen 10,5 juta BNB yang setara dengan 4,2 miliar dolar AS serta jumlah partisipan sebanyak 201,406 orang.
Ketertarikan investor pada TKO bukan tanpa alasan, melainkan karena token tersebut memang memiliki banyak keunggulan ketimbang token lain. Menurut CEO Tokocrypto, Pang Xue Kai, TKO menawarkan solusi yang unik karena menggabungkan manfaat dari CeFi (Keuangan Terpusat) dan DeFi (Keuangan Tidak Terpusat), serta dibangun di atas Binance Smart Chain yang akan membantu mewujudkan potensi tidak terbatas melalui teknologi blockchain. TKO merupakan token dalam jaringan BEP-20, standar token pada Binance Smart Chain yang memungkinkan nasakah melakukan transaksi berkecepatan tinggi, tetapi berbiaya rendah. Â
Beragam manfaat yang ditawarkan kepada nasabah TKO oleh Tokocrypto, di antaranya: