Mohon tunggu...
Nurhawati
Nurhawati Mohon Tunggu... Administrasi - -

-

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perjalanan Menuju Ibu yang Mandiri, Refleksi dari Film "Aku Ingin Ibu Pulang"

24 April 2024   23:28 Diperbarui: 24 April 2024   23:39 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi sosok ibu merupakan impian dari banyak perempuan. Impian tersebut akan kian membesar ketika sudah memasuki fase kedewasaan sekitar umur 20 tahunan. Sejak umur tersebut banyak perempuan yang membayangkan momen menyenangkan ketika berkeluarga. 

Salah satu momen indah berupa mengurus anak agar menciptakan ikatan yang kuat antar anggota keluarga. Dengan memiliki anak sebagai buah hati akan menambah lengkap keluarga kecil yang dibentuk. Pada akhirnya menciptakan kebahagiaan yang lengkap bagi sang ibu dalam menjalani kehidupannya.

Namun realitasnya menjadi seorang ibu sering kali jauh dari bayangan manis dari para anak muda. Walaupun banyak yang memaparkan menjadi sosok ibu diibaratkan sebagai impian yang indah. Tetapi jika melihat secara nyata kepada ibu-ibu Indonesia terkadang jauh sekali. 

Kebanyakan para ibu-ibu harus menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan beragam. Contohnya saja mengenai masalah ekonomi yang tiap hari menekan berasal dari kebutuhan setiap anggota keluarga tetapi kondisi finansial yang terbatas. Belum lagi masalah lainnya berupa tekanan sosial yang mewajibkan sosok ibu melakukan peran ganda. 

Peran ganda tersebut menjadi sosok pengasuh anak dan pencari nafkah demi keluarga kecilnya. Ditambah lagi beban lainnya berasal dari tradisi sampai ekspektasi budaya memberikan beban tambahan. Itulah kenyataan pahit yang sering kali harus diharapai oleh sosok ibu yang kontras dari citra kebahagaain yang sering ditampilkan.

Kenyataan akan kondisi sosok ibu dapat terlihat pada film dengan judul "Aku Ingin Ibu Pulang". Film tersebut mengisahkan atas keluarga sederhana yang bahagia pada awalnya. Tetapi kebahagiaan tersebut harus dihadapkan pada cobaan yang berat. Cobaan tersebut terjadi saat ayah Jempol mengalami kecelakaan akibat pekerjaan. Setelah itu sang ibu yang bernama Satri harus terpaksa mencari uang untuk memenuhi kebutuhan pengobatan suami dan kebutuhan hidup. Dalam memenuhi kebutuhan kehidupan membuat Satri sampai melakukan segala cara seperti mencuri untuk mencukupinya.

Pada film dengan judul "Aku Ingin Ibu Pulang" merupakan karya yang dihasilkan oleh sutradara bernama Monty Tiwa. Sosok sutradara tersebut juga didukung kuat oleh prosedur yaitu Ody Mulya Hidayat dan Sonya Laoh. Sosok penulis skenario pada film tersebut dilakukan oleh beberapa orang seperti Monty Tiwa, Alim Sudio, dan Titien Wattimena. 

Bintang pada film yang terlibat dalam film tersebut berupa Nirina Zubir, Teuku Rifnu Wikana, dan Jefan Nathanio. Sedangkan untuk penata musik ditanggung jawab oleh seseorang yang bernama Ganden. Sedangkan tanggung jawab sinematografer dipegang oleh Rollie Markiano dan Ryan Purwoko sebagai penyunting. Film tersebut diproduksi oleh Maxima Pictures dan SRN yang dirilis pada tanggal 1 September 2016 dengan durasi 101 menit.

Film tersebut nyatanya memunculkan konflik dalam keluarga karena Jempol merasa dihianati dan marah kepada ibunya. Pertengkaran antara ayah dan ibu Jempol berujung kepada kepergian Satri dari rumah. 

Hasil dari itu juga meninggalkan Jempol untuk merawat ayahnya sendirian tanpa bantuan siapapun. Meskipun demikian dengan keberanian Jempol mengungkapkan kerinduaan terhadap kehadiran ibunya dalam acara televisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun