Mohon tunggu...
Seraviena
Seraviena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Inggris

Pamulang University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analysis ISSUES yang Terjadi dalam Cerita The Necklace by Guy de Maupassant

27 September 2021   00:00 Diperbarui: 27 September 2021   00:05 15076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas analisis cerita The Necklace yang sering saya baca. Saya harap tulisan yang saya posting ini bisa menjadi sumber pengetahuan untuk mahasiswa Sastra Inggris di bawah saya.

Menganalisis sebuah cerita tidak hanya seputar tema, penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Di sini yang ingin saya adalah issues yang terjadi di dalam cerita tersebut. Tapi sebelum membahas tentang unsur-unsur intrinsic dalam cerita, saya akan menjelaskan secara singkat cerita The Necklace yang di tulis Guy de Maupassant.

RINGKASAN CERITA

The Necklace menceritakan seorang wanita bernama Mathilde Loisel yang lahir di keluarga berstatus ekonomi rendah, lalu menikah dengan seorang pria yang bekerja di kementrian pendidikan sebagai pegawai rendahan, perekonomiannya sungguh tidak nyaman. Mathilde selalu membayangkan dirinya berada di tempat yang lebih mewah dan hidup berkecukupan. Sementara suaminya mengungkapkan kesenangannya saat mereka tengah makan malam, dia pikir Mathilde (istrinya) akan menyukai hadiah yang ia berikan. Undangan pesta yang selalu Mathilde bayangkan, tapi karena kemiskinan mereka Mathilde justru menolak undangan tersebut dan mengatakan pada suaminya untuk memberikan undangan tersebut ke temannya yang lebih pantas.

Mathilde menangis karena kemiskinannya, dia ingin menhadiri pesta tersebut tapi dia tidak memiliki baju yang bagus. Suaminya bertanya berapa harga gaun yang cocok untuk undangan tersebut, lalu dengan hati-hati Mathilde menjawab 400 francs cukup membeli gaun pesta.

Ketika harinya hampir tiba, Mathilde kembali menunjukan tingkah aneh dan suaminya bertanya ‘apa yang salah?’ Mathilde mengatakan dia tidak memiliki perhiasan yang bagus. Monsieur Loisel (suaminya) menyarankan agar Mathilde menggunakan bunga, tapi Mathilde menolak ide itu. Suaminya menyarankan ide lain, ‘pergi dan temui teman mu Madame Forestier dan katakan padanya untuk meminjamkan mu beberapa perhiasan.’.

Mathilde menyetujui saran suaminya, dia mengunjungi teman lamanya Mme. Forestier dan mengatakan tujuannya datang. Mme. Forestier mengeluarkan beberapa perhiasan miliknya, menyuruh Mathilde untuk memilih perhiasan yang dia suka.

Saat hari itu tiba, Mathilde menjadi wanita tercantik di sana, semua orang memperhatikannya. Pada pukul 4 pagi, akhirnya dia mencari suaminya yang tengah tertidur di sebuah ruang tunggu sempit, Monsieur Loisel menyuruhnya menunggu sementara dia memanggil taksi tapi Mathilde tidak mendengarkan suaminya dan berlari menuruni tangga. Mereka tidak berhasil menemukan taksi, akhirnya mereka berjalan menuju Seine, menggigil kedinginan. Ketika akhirnya mereka sampai di rumah, Mathilde sedih karena malam indahnya sudah berakhir, dia melepas mantel usangnya dan menemukan kalung yang dia pinjam sudah tidak melingkar di lehernya.

Mathilde mengatakan pada suaminya bahwa kalung milik Mme. Forestier telah hilang, Monsieur Loisel menyusuri jalan yang ia lewati, tapi sampai kembali ke rumah lagi, dia tidak menemukan kalung itu. Monsieur Loisel mengatakan pada istrinya untuk menulis pesan pada Mme. Forestier bahwa dia telah mematahkan pengain kalung dan sedang di perbaiki. Mereka terus mencari kalung itu, setelah seminggu Monsieur Loisel berkata bahwa mereka harus mencari cara untuk mengganti kalung tersebut. Mereka mengunjungi banyak took, mencari kalung serupa dan akhirnya menemukannya. Harganya 40.000 Franc, meskipun si pemilik toko mengatakan akan memberikan potongan harga.

Setelah satu minggu lamanya, Monsieur Loisel berhasil mengumpulkan uangnya dan membeli kalung itu, Mathilde pergi ke rumah Mme. Forestier untuk mengambalikan kalung tersebut, Mme. Forestier terlihat kesal karena waktu pengembalikan kalung yang sangat lama. Setelah kejadian itu keluarga Loisel hidup dalam kemiskinan, mereka memecat semua pelayan yang bekerja di rumah mereka dan pindah ketempat yang lebih kecil. Kesengsaraan itu berlangsung sepuluh tahun, Monsieur Loisel mengerjakan tiga pekerjaan, sedangkan Mathilde menghabiskan harinya mengerjakan pekerjaan rumah yang berat.

Suatu hari, di hari minggu, Mathilde melihat Mme. Forestier, dia menyapa teman lamanya tapi karena kemiskinannya dia tidak lagi terlihat cantik dan membuat Mme. Forestier tidak mengenalinya. Mathilde menceritakan kejadian yang menimpanya dan cara mengganti kalung Mme. Forestier yang hilang, hingga kemiskinan yang dia jalani. Di akhir cerita, Mme. Forestier menggengam tangan Mathilde dan mengatakan kalau kalung  itu hanya imitasi dan tidak berharga sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun