Mohon tunggu...
Fiksiana

Selingkuh (Bagian Pertama)

30 November 2015   08:26 Diperbarui: 30 November 2015   09:52 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya benar-benar menyesal, saya merasa sangat kotor dan berdosa, tapi saya tidak bisa menampik kalau sensasinya beda. Ternyata benar, yang enak itu pasti diharamkan. Organ diasuh saya hanya dalam hitungan minggu, karena Gereja tidak mengizinkan saya membawanya pulang. Saya hanya bisa pasrah, saya tahu dan sadar kesalahan fatal yang telah kami perbuat.

 

Anak haram yang terakhir bernama Bass. Kalau saya cerita soal Bass, mau tak mau saya cerita tentang Gitar. Bass ini sangat macho dan manly. Pokoknya bikin hati berdesir. Sebenarnya, cerita ini juga aib bagi saya. Bagaimana tidak ?! Bass itu anak dari Gitar ! Saat mereka muncul ke dunia, seseorang mengambil Gitar diam-diam dari peraduannya. Setelah Gitar dewasa, terjadi pertemuan kembali yang tidak disengaja. Saya pun heran ketika menyadari saya awet muda dan entah karena terlalu banyak makan kembang atau terlalu banyak makan Natrium Benzoat, saya tetap cantik memesona. Saya bertemu Gitar ketika sedang bersedih setelah ditinggal Musik.

Musik tidak pergi, hanya dia tidak bisa menemani saya seperti biasanya, yang mana lazim disebut manusia dengan sebutan meninggal. Tapi bagi saya, musik tidak mati, tidak meninggal, ia tetap bersama saya ! Layaknya wanita yang sedang bersedih, saya mengeluarkan aura perempuan lugu tak berdaya. Celakanya, aura itu ditangkap oleh Gitar. Kami bertemu di acara konser musik. Gitar berperan sebagai gitaris dan membawakan beberapa lagu metal. Biasanya saya menikmati dan ikutan headbang, tapi kala itu saya benar-benar bersedih. Gitar melihat saya, simpati muncul di hatinya tanpa ia sadari benih-benih cinta terlarang yang ikut tumbuh.

Gitar meraih mic dan berkata," Untukmu, perempuan cantik berbaju putih-biru, lagu ini 'ku persembahkan."

Jreeeeng... Lagunya Peter Pan berjudul Mimpi Yang Sempurna. Mimpi yang sempurna itu pun jadi kenyataan. Selang tiga hari, saya dan Gitar benar-benar dibuai mimpi. Awalnya saya masih malu-malu. Saya masih enggan mengeluarkan kata-kata. Deret kalimat yang tertahan malah memproduksi desahan lembut yang merangsang gairah Gitar untuk menjelajahi jiwa dan raga saya.

"Jangan malu-malu. Keluarkan semua yang ada dirimu dan menyatu denganku. Begitu juga biarkan aku merasuk dalam setiap mili sukma dan lahirmu."

Ah, like father like son. Harusnya saya menyadari hal ini ketika Gitar mengeluarkan jurus gombalan nistanya. Persis seperti bapaknya yang tak pernah gagal menggoda dan meracuni pikiran saya. Nafsu yang meledak-ledak dan flamboyan itu juga persis dengan bapaknya. Dan bapaknya itu takluk dengan saya, ibunya. Hari keempat dan seterusnya kami semakin gila. Tak kenal tempat dan waktu, kami hanya jadi pasangan binal dan liar.

Suara-suara jalang yang membuat orang-orang berkumpul mengelilingi kami. Anehnya, kami berdua senang menjadi tontonan orang banyak. Gitar itu sangat seksi dan menggoda. Nakal dan membuat hari ringan melayang. Saya tak perlu susah payah, tegang urat leher, fitur tubuh Gitar benar-benar memanjakan dan memuaskan saya. Lagi-lagi yang enak malah diharamkan.

Lahirlah Bass, anak haram hasil incest. Sampai saat ini, Gitar tidak tahu saya ibunya. Mungkin dia tahu, tapi merahasiakannya, dan kami tetap saling menikmati dan memuaskan nafsu satu sama lain. Gitar sendiri berkelana dari satu orang ke orang yang lain. Ada rangsangan yang meledak-ledak tiap kami bertemu. Perasaan nyaman namun obsesif. Bass sendiri hanya 1 tahun dalam pengasuhan saya, karena selanjutnya ia diadopso orang lain.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun