Mohon tunggu...
Septiana Hasmita
Septiana Hasmita Mohon Tunggu... Lainnya - Istri dan Ibu, fikrul Islam, menulis keprihatinan dan keresahan yang terjadi di masyarakat.

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menjauhkan Agama dari Politik, Bahaya!

15 September 2023   07:30 Diperbarui: 15 September 2023   07:44 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti tampak pada kondisi saat ini menjelang Pemilu 2024, para calon peserta pemilu berlomba-lomba menunjukkan citra bahwa dirinya sosok yang religius nan islami dengan tujuan meraih suara dari umat Islam. Bukankah ini merupakan praktik memperalat agama dalam berpolitik demi meraih kekuasaan? Ya, nyata-nyata mereka telah melakukan politisasi Islam.

Jelaslah, pada hakikatnya yang ditolak oleh para politisi sekuler itu adalah Islam politik, yakni Islam kafah, Islam yang menuntut penerapan Islam pada seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam berpolitik dan bernegara. Sedangkan Islam yang hanya aksesori, mereka mau menggunakannya, bukan karena kesadaran akidah, tetapi sekadar untuk memperoleh suara umat Islam yang merupakan pemilih mayoritas.

Inilah nasib Islam di dalam sistem demokrasi sekuler. Islam hanya menjadi aksesori alat pencitraan bagi politisi sekuler untuk membohongi dan membodohi umat, seolah-olah sang calon pemimpin adalah sosok yang saleh. Nyatanya, setelah duduk di kursi kekuasaan, Islam akan mereka campakkan. Tidak hanya itu, pendakwah Islam kafah mereka tuduh sebagai kelompok radikal yang harus dikriminalisasi. Sungguh menyedihkan.

Islam dan Politik tidak Terpisahkan

Sejatinya, Islam tidak terpisahkan dari politik. Dan sudah seharusnya pada penerapannya politik tidak boleh terpisah dengan Islam. Praktik politik tanpa Islam akan menimbul kerusakan dan ketidakadilan. Sementara, Islam tanpa aktivitas politik akan menyebabkan kondisi umat lemah dan terdzalimi.

Politik adalah salah satu bentuk pelaksanaan ajaran Islam. Politik Islam dibangun di atas landasan akidah Islam. Politik Islam bertujuan untuk melaksanakan Islam di dalam negeri dan mendakwahkannya ke luar negeri. Hakikat politik Islam adalah pengurusan urusan umat berdasarkan kesahihan dan keadilan Islam.

Islam telah menjadikan politik (siyasah) sebagai sarana untuk mewujudkan perintah Allah dan Rasul-Nya. Bagi umat Islam, politik adalah bagian dari aktivitas dakwah. Modal utama politik Islam adalah kebenaran yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunah, bukan aksesori dan manipulasi.

Rasulullah saw. telah mencontohkan praktik politik Islam. Beliau mengurusi seluruh urusan manusia dengan syariat Islam dalam bernegara, baik muslim maupun nonmuslim secara adil, berinteraksi dengan kaum kuffar dan mengungkap rencana buruk mereka, dampaknya terciptalah rahmatan lil 'alamin, rahmat untuk alam semesta, kemaslahatan dan keadilan merata bagi seluruh umat manusia, muslim dan nonmuslim. Inilah praktik riil Islam politik.

Ketika akidah Islam menjadi landasan berpolitik, politik akan berjalan dengan benar dan membawa kemaslahatan. Adapun persepsi bahwa ketika Islam hadir dalam politik akan membawa kerusakan dan keburukan, itu merupakan paradigma sekuler yang salah bentukan ideologi kapitalisme Barat untuk menjauhkan umat dari Islam kafah dan aktivitas politik Islam.

Oleh karenanya, umat Islam tidak boleh tertipu lagi, apalagi sampai alergi Islam politik. Umat tidak boleh tertipu oleh pencitraan para politisi sekuler dan strategi jahat Barat. Umat justru harus menjadi bagian dari jemaah Islam politik karena Rasulullah saw. mencontohkan yang demikian.

Jadikanlah diri kita termasuk yang diseru di dalam QS Ali Imran ayat 104,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun