Mataram adalah sebuah nama jalan di Jogja. Tepat nya sebelah timur jalan Malioboro. Berderet kios sepatu di pinggir jalan. Pilihan sepatu di tempat ini pun tidak kalah bagusnya dengan di toko. Terlebih jika bisa menawar. Sepatu dengan kualitas bagus bisa didapat dengan harga lebih murah. Itulah kenapa Mataram ini akrab dengan mahasiswa dan anak sekolah di Jogja.
“Besok ada job fair di kampus teknik. Kamu ke sana aja.” suruh Ina melihat sahabatnya yang sibuk menscroll daftar lowongan kerja di laptopnya. Mungkin Ina benar kali ini, kesempatan itu bisa datang dari mana saja. Job fair mungkin bisa jadi jalannya untuk mendapatkan kerja.
***
Kata orang “suatu kebetulan” itu adalah hadiah dari Tuhan. Apakah itu benar? Apakah Tuhan memang menciptakan “suatu kebetulan”untuk manusia?
Berkas-berkas untuk dibawa ke job fair sudah rapih dalam tas. Ratna masih berputar ke kiri dan ke kanan mematut diri di depan cermin. Ada harapan yang besar di dadanya saat ini. Meskipun ia tahu, saingan tentu tidak sedikit.
Langkah kaki mantap memasuki gedung serba guna. Diperhatikannya satu persatu stand yang ada. Mencari di mana ada yang membuka lowongan untuk lulusan Akuntansi. Karena job fair ini berada di lingkungan kampus teknik. Lowongan yang dibuka kebanyak untuk jurusan teknik.
Ratna berhenti di sebuah stand perusahaan otomotif. Awalnya ia melihat banyak yang mengantri di depan stand yang didominasi warna biru langit itu, “silakan.” Seorang perempuan muda menyodorkan brosur kepada Ratna, “terima kasih.” Ratna bergeser ke tempat yang agak sepi.
Setelah membaca sekumpulan brosur yang ia dapat dari beberapa booth tadi. Ratna menyusun berkas-berkas yang dibawanya. Ada dua perusahaan yang membuatnya tertarik untuk mengajukan lamaran. Disusunnya dengan rapi sesuai dengan persyaratan yang tertera di brosur.
Setelah menyerahkan berkas lamaran ke perusahaan yang pertama, Ratna bergegas menunju perusahaan otomotif. Hanya dua posisi yang dibutuhkan perusahaan itu, namun apapun itu kuasa Tuhan ada di dalamnya. Hal itu yang ia pegang teguh. Satu bendel yang berisi CV, surat lamaran, foto kopi ijazah dan transkrip nilai beserta foto ia serahkan kepada seorang perempuan yang duduk di dalam stand.
“Mbak Ratna Amelia….”
“Ya…saya,” baru saja Ratna memutar badannya setelah menyerahkan berkasnya.