Mulailah lunasi utangmu/https://blog.duitpintar.com/ini-5-bukti-bahaya-memiliki-utang
Apa yang sudah kamu punya untuk masa depanmu ?
Pertanyaan itu terkadang mampir di pikiran saya. Mempunyai masa depan yang baik adalah impian semua orang, begitu juga dengan saya. Masa depan adalah suatu hal yang tidak bisa ketahui bakal seperti apa. Namun, bukan berarti kita hanya bisa berdiam diri dan menunggu apa yang akan terjadi. Masa depan bisa dipersiapkan sedari dini. Apa yang menjadi ingin dicapai di masa depan tentu setiap orang berbeda-beda.
Masa depan adalah hutang
Menurut saya , masa depan itu seperti hutang. Hutang yang sangat besar. Kenapa besar? Karena kita tidak tahu pasti seberapa besar hutang kita, butuh berapa lama untuk kita bisa melunasinya. Sejatinya yang namanya hutang, tentu harus dibayar. Ketidak pastian itulah yang membuat kita harus mencicilnya. Jika tidak segera mencicilnya, maka bunga yang harus dibayar semakin besar. Tentunya itu akan memberatkan diri sendiri? Begitu juga dengan masa depan, jika tidak mulai “dicicil” dari sekarang maka “bunga” nya pun akan semakin besar di kemudian hari.
Sedikit berbagi pengalaman saya, setelah mempunyai penghasilan sendiri sejak akhir 2013, keinginan untuk mempunyai barang ini dan itu semakin beragam. Seperti orang bilang, kebutuhan bertambah seiring pemasukan bertambah. Masa-masa awal, uang yang didapat saya gunakan untuk membeli barang apa saja yang diinginkan. Masih “asal saya suka, saya beli.” Menabung pun jika ada sisa sampai tanggal gajian selanjutnya.
Hal ini berlangsung sampai pertengahan 2014, saat motor yang saya gunakan sehari-hari mulai “sakit-sakitan”. Maklum saja motor sudah berumur dan dipaksa untuk jarak jauh. Rumah saya dan tempat kerja berjarak sekitar 40 km dan harus saya tempuh setiap hari pulang pergi, 5 hari dalam seminggu. Angkutan umum ? Rute rumah sampai tempat kerja yang susah jika harus ditempuh dengan angkutan umum.
Dari motor yang “sakit-sakitan” itu memaksa saya mengeluarkan uang yang cukup besar untuk membawa motor ke bengkel karena harus ganti sparepart ini dan itu. Belum lagi kalau hujan, motor terkadang mogok hingga saya merasa kok untuk biaya perawatan motor seperti tidak ada habisnya dan cukup menguras dompet. Dari situlah saya berpikir apakah saatnya saya mengganti motor dengan motor yang lebih bagus lagi kondisinya?
Saya masih bertahan dengan motor lama karena memang saya belum sanggup menggantinya. Saran dari beberapa teman untuk mengambil secara kredit saja. “Ambil yang jangka satu tahun atau 12x angsuran” begitu kata mereka. Melihat beberapa teman kerja ada yang melakukannya. Akan tetapi saya menolak saran tersebut karena masih takut untuk berhutang dengan selain keluarga. Apalagi jumlahnya puluhan juta. Belum lagi saya masih baru di dunia kerja. Dalam pikiran saya, bagaimana kalau kontrak kerja tidak diperpanjang lagi ? Dan setelahnya saya tidak segera mendapat pekerjaan? Bagaimana saya mencicilnya? Pikiran- pikiran semacam itu sudah menghantui saya, itulah kenapa saya enggan mengikuti jejak teman saya itu.
Pilihan untuk mengambil kredit saya tolak, maka jalan lain adalah membeli secara cash. Namun, pertanyaanya adalah dari mana saya mendapatkan uang? Sementara selama ini bisa dikatakan saya tidak menabung.
Dari situ saya mulai mengubah pengelolaan keuangan. Saya mulai rajin mencatat setiap pengeluaran dan membuat anggaran belanja di awal bulan. Bahkan saya membuat daftarnya di komputer. Seiring berjalannya waktu saya mulai menentukan besaran uang yang harus saya tabung setiap bulannya. Saya menyisihkannya di awal. Bukan lagi dari sisa pengeluaran, karena saya sadar uang tidak akan pernah ada sisa.