Selain itu dalam mencatat pengeluaran saya sering memperhatikan mana-mana saja yang bisa dikurangi jumlahnya, disubstitusi atau bahkan dihilangkan. Dengan begitu ada selisih uang yang bisa jadi tambahan untuk angsuran.
Seiring bertambahnya kebutuhan yang harus dipenuhi, maka sudah seharusnya pengelolaan keuangan dilakukan dengan baik pula.
Cerita di atas hanya secuil cerita saya, setiap orang pasti memiliki keinginan  yang berbeda-beda di masa depan nanti. Mungkin ada yang ingin memiliki rumah, membeli kendaraan pribadi, melanjutkan studi, merencanakan pernikahan atau bagi yang sudah berkeluarga mungkin ingin menyekolahkan anak ke sekolah favorit, dsb. Dari cerita saya tersebut ada beberapa poin penting yang bisa diperhatikan untuk mengelola keuangan :
Menentukan tujuan dan prioritas
Dari sekian banyak tujuan yang ingin dicapai, tentukan prioritasnya. Hal mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Tujuan dengan prioritas yang jelas akan memudahkan untuk pembagian porsi dana yang akan dialokasikan.
Membuat anggaran bulanan
Untuk memudahkan mengontrol keuangan, sebelum masuk bulan baru. Sebaiknya anggaran belanja sudah dibuat. Dahulukan pos yang bersifat harus dan rutin. Seperti : cicilan hutang, bayar listrik, air, uang bensin, Â bayar kos/kontrakan. Dari anggaran itu pula kita juga bisa tahu pos mana saja yang membutuhkan dana lebih besar.
Paksa diri untuk berinvestasi
Investasi kini sudah banyak macamnya. Mulai dari deposito, tabungan emas, tabungan berjangka, reksa dana dsb. Pilih yang sesuai dengan kebutuhan kita akanlah lebih bijak.
Apapun bentuk tabungan di bank itu, memiliki keunggulan dari segi keamanan. Dimana uang yang kita simpan dijamin keamanannya oleh Lempaga Penjamin Simpanan (LPS). Hal itu tentu akan memperkecil resiko yang kita tanggung, jika saja terjadi hal yang tidak diinginkan. Lain halnya jika menabung di rumah, atau di lembaga yang belum dijamin oleh LPS. Ketidakpastian penjaminan keamanan dana kita tentu malah membuat kita was-was.
Mengenali latte factor