“Lengkapnya cerita sama aku ya nanti malam. Biar kamu bisa lebih lega. Sekarang aku harus balik kerja.”
“Siap boss!”
*8*
Mendengar ocehan Putri yang sudah menjadi agenda Fahmi sepulang kerja beberapa waktu belakangan ini, harus sedikit berubah karena pekerjaan. Pekerjaan Fahmi semakin banyak dan menumpuk. Waktu pulangnya semakin larut karena tanggung jawabnya yang semakin banyak. Fahmi menjadi sulit untuk membagi waktunya, juga waktunya untuk mendengar cerita Putri.
Mi, kamu sekarang tambah sibuk ya? Aku jadi nggak ada temen cerita.
Maaf ya Put, tapi aku tetep sempetin kok waktu buat kamu.
Senyap.
Putri tidak lagi membalas pesan. Fahmi melihat jam di tangan kirinya. Jarum sudah menunjuk angka sebelas.
“Kamu pasti ketiduran. Maaf membuatmu menunggu.” gumam Fahmi.
Entah apa yang membuat Fahmi merasa kecanduan dengan ocehan Putri. Gadis cerewet, itulah kesan pertama yang ditangkap Fahmi tentang sosok Putri. Lambat laun Fahmi bisa menikmati ritmenya dan mulai nyaman dengan sifat Putri yang satu itu. Dan malah justru merasa aneh jika Putri banyak diam.
*8*