Setelah dilakukannya kegiatan intervensi selama dua hari ternyata mendapatkan respon positif dari warga Desa Tanjungkarang. Sebelumnya, banyak dari masyarakat kurang peduli terhadap bahaya DBD, seperti tidak menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, membiarkan tempat penampungan air terbuka, dan tidak membersihkan genangan air yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Namun, setelah mengikuti program ini, masyarakat mulai memahami pentingnya pengetahuan tentang DBD seperti cara pemeriksaan jentik di sekitar rumah dan tempat penampungan air dengan benar serta mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menghambat perkembangbiakan nyamuk. Beberapa peserta intervensi yang hadir menyatakan bahwa edukasi seperti ini perlu dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait DBD dan langkah-langkah pencegahannya.
“Sebelum mbaknya datang dan ngasih materi, saya itu ndak terlalu peduli sama penyakit DBD sama itu mbak, saya juga ndak tahu nek DBD ini bisa nyembabke kematian. Sakwise mbaknya tadi ngejelasin soal bahaya DBD, saya tersadar kalo penyakit ini ndak penyakit sing sepele. Setelah mbaknya ngasih buku Sakuku Guardian DBD, saya mendapatkan informasi seputar DBD, kayak gejalanya apa aja, cara pemantauan jentiknya, dan gimana tindakan yang harus saya lakukan untuk memberantas jentik nyamuk.” ungkap Ibu Sri, yang merupakan salah satu anggota ibu PKK di Desa Tanjungkarang.
Adapun yang diungkapkan oleh Ibu Yayuk selaku ibu rumah tangga yang cukup aktif berpartisipasi dalam kegiatan desa menyatakan bahwa, pemberian buku ini bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan bagi warga di Desa Tanjungkarang, “Mbaknya kan ada ngasih buku saku yang ada ngebahas soal DBD sama langkah pencegahannya. Nah, dari buku iku mau saya jadi tau gimana cara pemantauan jentik sing bener, terus jentik iku sering bertelur nek tempat apa aja, sama pencegahannya sing bener itu kayak gimana.”
Melalui kegiatan ini, mahasiswa UNNES berharap dapat membantu mengatasi masalah yang terjadi di desa tersebut diakibatkan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk sehingga dapat menurunkan angka kasus DBD di Desa Tanjungkarang di masa mendatang. Penyerahan advokasi berupa dokumen policy brief juga diberikan kepada kepala desa yang berisi hasil intervensi dan efektifitas program yang telah dilakukan, serta rekomendasi dari program buku Sakuku Guardian DBD apabila dilakukan secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H