Mohon tunggu...
Septin Puji Astuti
Septin Puji Astuti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tidak ada yang lebih istimewa selain menjadi ibu dari empat anak

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pasien Kelas 1 Ditinggal Dokter Saat Melahirkan

28 November 2013   19:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:34 6941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak keempat saya masih menggunakan dokter yang sama dengan anak ketiga. Anak keempat ini ketika lahir kasusnya juga plasentanya menumbuk (plasenta previa). Tetapi dokternya menunggui terus. Saya datang ke Rumah Sakit jam 12 malam. Sampai di Rumah Sakit dokter sudah datang dan langsung periksa. Sebelum subuh, dokter menjenguk saya lagi padahal kelihatan baru bangun tidur. Pagi harinya, jam 8 pagi, dokter menjenguk saya lagi. Tapi kali ini dokternya sudah cantik dan wangi. Jam 11 siang mulai siap-siap melahirkan.

Saat itu baru ketahuan kalau tali pusat menumbuk. Sahabat saya yang waktu itu menggantikan suami untuk menunggui saya, diminta Bu Dokter untuk menyaksikan bahwa memang plasentanya menutupi jalan lahir. Tidak lama, atas persetujuan saya teman saya diminta menandatangani untuk operasi. Saat bidan menyiapakan ruang operasi, bu dokter tetap bersama saya menyelesaikan masalah tali pusat yang tidak sabar keluar itu. Alhamdulillah atas kelihaian dokter, anak saya lahir dengan selamat. Plasentanya bisa keluar terakhir setelah anak saya lahir.

Dari sini kelihatan sekali mana dokter yang bekerja dengan baik dan tidak. Kebetulan juga, dokter yang terakhir ini dokter yang masih muda yag sudah berpengalaman. Sementara dokter anak kedua saya, dokter yang baru praktik di Rumah Sakit masih dua bulan. Kalau hitungan saya, usianya tidak jah dari saya. Ya, masih muda.Kabarnya lagi dokter ini anak dari pasangan dokter terkenal di kota tetangga. Bapaknya dokter spesialis kandungan ternama. Makanya wajar jika di usia muda si dokter ini sudah bisa spesialis. Tetapi apakah penting muda atau tidak bagi dokter? Dokter itu yang penting praktek dan paham bagaimana mengatasi pasien dalam keadaan darurat dengan melalui prosedur yang benar. Jadi, pandai saja masih kurang cukup.

Terkait dengan dokter yang demo, seharusnya para dokter menjadikan kasus dipidanakannya tiga dokter di Manado itu adalah sebagai bahan evaluasi. Evaluasi tidak hanya dari perspektif mereka sendiri, tetapi juga perspektif masyarakat juga. Jika menuntut gaji bukannya selama ini gaji dokter sudah mencukupi? Kalau masih kurang, bukannya dokter mendapat fasilitas gratis terkait dengan masalah kesehatan? Itu semua kompensasi atas segala kerja keras dan resiko sebagai dokter, bukan?

Jika ada dokter yang demo yang kabarnya menuntut 'dibebaskannya' tiga rekan sejawatnya atas putusan MA kok sepertinya tidak layak. Apalagi untuk memutuskan itu MA menggunakan saksi ahli yang tentu saja ahli di bidang kedokteran. Hal ini semakin menunjukkan dunia kedokteran kita memang tidak siap untuk melakukan perbaikan. Padahal bagi kami, sebagai pasien dan calon pasien ini, akan merasa lebih tenang jika melihat dunia kesehatan kita sedang bersih-bersih oknum-oknum dokter yang tidak beres. Ini bukan berarti kami senang melihat orang susah, tetapi kami butuh jaminan keamanan dan keselamatan ketika kami berhadapan dengan dokter. Mungkin hanya itu saja harapan saya, orangtua yang pernah kehilangan anak atas kelalaian dokter. Jika kami yang sudah menjadi korban ini tidak menuntut apa-apa, kok tega sekali ara dokter lainnya membela orang-orang yang melakukan kelalaian? Apakah karena kami bukan dokter yang kebanyakan dianggap orang gak pinter kemudian tidak layak untuk dibela? Wallahu a'lam hanya Tuhan dan para dokter sendiri yang tahu jawabannya.

Apapun itu, saya sangat berharap dunia kesehatan kita semakin baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun