Mohon tunggu...
Septina Khoirunnisah
Septina Khoirunnisah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Menonton vlog tempat bersejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politik Luar Negeri di Era Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY serta Kebijakan Luar Negri yang Paling Signifikan di Antara Masa Pemerintahan

8 Mei 2024   23:29 Diperbarui: 8 Mei 2024   23:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di bawah kepemimpinan Megawati, Indonesia mengalami berbagai terroir di beberapa wilayah Tanah Air. Oleh karena itu, fokus kebijakan pemerintahan Megawati beralih ke peningkatan keamanan nasional, khususnya kontraterorisme (Muttaqien & Dharmaputra, 2013). Pada 12 Oktober 2002, terorisme serupa bom Bali telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang dianggap tidak layak untuk berinvestasi. Banyak negara yang membatasi (relokasi) investasinya di Indonesia karena alasan keamanan. Hal ini menyebabkan perekonomian Indonesia terpuruk (Wahyuni, 2008).

Megawati menyampaikan ekonomi yang berjudul dengan mitra dagang utama Indonesia. Di kawasan Asia-Pasifik, Megawati menekankan pentingnya mengembangkan hubungan yang kuat dengan negara-negara anggota ASEAN untuk mencapai stabilitas kawasan. Untuk menyelesaikan konflik Aceh, Megawati menggunakan cara perundingan damai dengan berunding dengan Partai Merdeka Aceh (GAM). 

Meskipun kapasitasnya terbatas, Indonesia tetap aktif dalam organisasi internasional seperti PBB dan berupaya untuk meningkatkan kontribusinya. Secara keseluruhan, fokus kebijakan luar negeri Megawati lebih pada upaya menghidupkan kembali perekonomian Indonesia dan membangun kembali reputasinya setelah mengalami bencana transisi demokrasi, sekaligus membina hubungan positif dengan negara lain dan organisasi internasional.

Masa Pemerintahan Presiden SBY
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi perubahan signifikan dalam politik luar negeri Indonesia. Presiden SBY yang dikenal dengan slogannya "Seribu Teman Tanpa Musuh" ini memajukan upaya diplomasi berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap wilayah Indonesia yang saat ini sedang mengalami permasalahan disintegrasi bangsa.

Guna mempererat hubungan internasional dan memperluas kerja sama dengan organisasi internasional seperti ASEAN dan PBB, SBY telah melakukan perjalanan internasional ke lebih dari 80 negara. Sementara itu, Indonesia tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip penting dalam menyelesaikan konflik seperti yang terjadi di Asia Tenggara, Myanmar, dan Israel-Palestina, yang semakin menegaskan ketidakpercayaan masyarakat internasional terhadap diplomasi Indonesia. Selain itu, SBY mendukung upaya kolaboratif ASEAN dalam mengatasi permasalahan regional dan global, seperti pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Di bidang perekonomian, SBY menekankan pentingnya diplomasi ekonomi dalam menarik investasi asing dan memperluas akses pasar barang ekspor Indonesia. .

Dari keempat  era pemerintahan tersebut, politik luar negeri Indonesia  yang paling signifikan menurut saya adalah pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena di sekitar SBY, Indonesia meninggalkan slogan diplomatik "sejuta teman, nol musuh" atau "ribuan teman, nol musuh". Kebijakan ini menghambat upaya Indonesia untuk membangun hubungan positif dengan semua negara tanpa mengurangi posisinya dalam krisis yang terjadi saat ini. Ini adalah strategi yang sangat unik dan berbeda dari periode-periode sebelumnya.

Selain itu, SBY juga sukses mengangkat profil dan pengaruh Indonesia di kancah internasional. Indonesia secara bertahap menjadi non-peserta PBB periode 2007--2008. Indonesia juga terlibat aktif dalam misi PBB seperti di Sudan dan Lebanon. Dalam konteks ini, Indonesia mempunyai sikap kritis dalam menyelesaikan konflik seperti yang terjadi di Asia Tenggara, Myanmar, serta Israel dan Palestina. Hal ini menegaskan kepercayaan dunia internasional terhadap diplomasi Indonesia.

Secara umum, kebijakan eksternal SBY berhasil mengangkat Indonesia menjadi negara berketerampilan tinggi yang mampu mengatasi permasalahan lokal dan global. Sementara pemerintahan lain seperti Habibie, Gus Dur, dan Megawati lebih fokus pada penyelesaian masalah dalam negeri pada masa reformasi, SBY berhasil meningkatkan profil diplomatik Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi melalui diplomasi yang aktif namun tidak konfrontatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun