Agama Hindu merupakan agama lanjutan dari agama Weda Brahmanisme yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Hindu diambil dari akar kata Sindhu dalam bahasa Sansekerta yang merupakan wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, dimana salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus. Agama Hindu muncul tahun 3102 SM hingga 1300 SM sekaligus menjadi agama tertua di dunia yang masih bertahan sampai saat ini. Agama Hindu menjadi agama yang berada di urutan ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sejumlah hampir 1 miliar jiwa. Pada saat ini, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia merupakan masyarakat yang tinggal di pulau Bali, selain itu terdapat pula di pulau Jawa, Lombok, Kalimantan yakni Suku Dayak Kaharingan, dan Sulawesi yakni Toraja dan Bugis - Sidrap.
Agama Hindu dikenal dengan agama yang menyembah atau memuja banyak dewa. Tuhan dalam Agama Hindu disebut sebagai Brahman dan Sang Hyang Widhi. Pada dasarnya ketuhanan dalam Agama Hindu adalah Tuhan Yang Maha Esa,namun dalam sistem ketuhanannya dikoordinasikan ke dalam konsep ketuhanan Trimurti. Trimurti yakni Dewa Brahma,Wisnu, dan Siwa. Ketiga perwujudan tersebut merupakan sebuah manifestasi dari kebesaran Tuhan yang tiada duanya yang dimana umat Agama Hindu menyebutnya dengan banyak nama. Namun semua ini tidak terlepas dari kepercayaan pada masing-masing umat yang memeluk Agama Hindu. Semua adalah sama ada yang mengatakan bahwa Tuhan dalam hal ini Sang Hyang Widhi berwujud ada pula yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak berwujud berada dimana-mana dan meresapi semua ciptaannya. Semua ini tergantung presepsi pada setiap individu yang terpenting disini adalah memiliki tujuan yang sama yakni memohon anugrah dan perlindungan kepadanya.
Agama pada dasarnya adalah suatu kepercayaan dan juga keyainan yang ditujukan terhadap ajaran-ajaran suci dimana ajaran ini tercantum pada kitab suci yang diwahyukan oleh Sang Hyang Widhi Wasa dalam konsep Agama Hindu. Agama Hindu mempunyai tiga kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan konseptual serta tidak dapat dipisah-pisahkan. Seperti halnya Tubuh manusia yang tidak dapat dipisahkan dari kepala, badan, tangan, dan kaki untuk dapat membentuk tubuh manusia yang sempurna. Sama juga seperti telur yakni antara kulit, putih telur dan kuning telur yang tidak dapat terpisahkan untuk menjadi sempurna dan dapat menetaskan kehidupan lebih baik. Adapun tiga kerangka dasar yang harus dipenuhi diantaranya adalah tattwa (filsafat agama), susila (etika agama), dan upacara (ritual dalam agama), dimana kerangka dasar ini dibutuhkan dalam menciptakan kebahagiaan hidup didunia. Ketiga kerangka ini harus dimiliki dan dilaksanakan dengan baik oleh umat Agama Hindu. Jika ajaran filsafat agama saja yang dipelajari tanpa melaksanakan etika dan upacara maka semua tidak akan sempurna. Begitu juga jika melaksanakan upacara saja tanpa memperhatikan dasar etika dan juga filsafat agama maka hal tersebut tidak akan sempurna pula. Sehingga ketiga kerangka dasar ini harus dilaksanakan dalam kehidupan umat Agama Hindu agar hidup dapat menjadi lebih sempurna.
Setiap agama yang dianut oleh setiap manusia bertitik tolak pada kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Banyak hal yang mendorong kita untuk percaya terhadap-Nya, seperti kejadian atau keajaiban di dunia ini yang bersifat di luar nalar yang tidak dapat terpikirkan oleh akal dan jiwa manusia sehingga  hal ini menyebabkan kepercayaan kita kepada Tuhan semakin mantap. Agama adalah kepercayaan maka dengan agama  kita dapat merasakan bahwa kita mempunyai suatu pegangan iman yang kokoh, pegangan yang dimaksud disini tidak lain adalah Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa itu sendiri. Agama Hindu berpegang teguh pada suatu dasar yang djadikan sebagai keyakinan dalam menjalankan agamanya, karena dari keyakinan dan kepercayaan ini menjadikan umat Agama Hindu percaya dengan keberadaan Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan yang diyakini oleh umat Agama Hindu.
Agama Hindu memiliki 5 keyakinan yang sangat mendasar yang dipegang teguh oleh umat Agama Hindu. 5 dasar keyakinan yang itu disebut dengan Panca Sradha. Adapun kelima dasar keyakinan Agama Hindu yang disebut dengan Panca Sradha ini terdiri dari yang pertama yakni Brahman, Brahman atau percaya terhadap adanya Tuhan dalam hal ini adalah Sang Hyang Widhi Wasa yang dijadikan sebagai pengakuan atas dasar keyakinan bahwa sesungguhnya Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Adil dan Bijaksana, berkuasa atas segalanya, Ia sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur alam semesta dengan segala isinya. Seperti yang terkandung didalam Bhagawadgita X.20
                                                  Â
Aham atma gudakesa, sarva bhtsya sthutah
Aham adis cha, madyam eka, bhutanam anta eva cha
ArtinyaÂ
Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa itu bersemayam dalam hati semua insani dan ia merupakan sebuah permulaan, pertengahan dan akhir dari semua mahluk dan yang ada di alam semesta ini.
Kemudian yang kedua adalah Atman atau percaya dengan adanya jiwa. Dalam berbagai Upanisad dikatakan bahwa Atma merupakan bagian percikan dari Hyang Widhi/Tuhan (Paramtma). Jika dikaitkan dengan tubuh manusia Atma disebut sebagai Jiwatma yang menyebabkan manusia bisa hidup. Atman merupakan bagian dari Brahman sehingga pada hakekatnya Atman memiliki suatu sifat yang sama dengan sumbernya, yakni Brahman itu sendiri. Atman bersifat sempurna dan kekal abadi, tidak mengalami kelahiran dan kematian, bebas dari suka dan dukha. Selanjutnya bagian Panca Sradha ketiga adalah Karmaphala, segala perbuatan atau aktivitas yang dilakukan baik itu bersifat disengaja ataupun tidak, bersifat baik atau buruk, benar atau salah disadari atau diluar kesadaran semua itu disebut dengan karma, ini berhubungan dengan hukum sebab-akibat dimana setiap sebab pasti ada akibat. Karmaphala sering dikaitkan dengan suatu kejadian atau sesuatu yang kita alami yang merupakan hasil (Phala) dari perbuatan (Karma) yang kita lakukan sebelumnya. Biasanya Karmaphala ini berhubungan dengan perbuatan buruk yang kita perbuat kemudian mendapatkan Karma atau hasil  yang setimpal. Hasil (Phala) dari perbuatan (Karma) yang kita lakukan dapat kita terima pada masa sekarang (Prarabda Karmaphala), diterima pada kehidupan yang akan datang (Kryamana Karmaphala), atau juga perbuatan yang kita lakukan dahulu diterima hasilnya pada kehidupan sekarang (Sancita Karmaphala).