Mohon tunggu...
Septia NurPitri Utami
Septia NurPitri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

2 November 2023   09:00 Diperbarui: 2 November 2023   09:02 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk-bentuk cyberbullying dapat meliputi pesan teks atau email yang mengancam, menyebarkan rumor atau informasi palsu secara online, penghinaan, penggunaan bahasa kasar, atau pembuatan konten yang merugikan atau merendahkan martabat seseorang.

Pendidikan dan pemahaman mengenai bagaimana perilaku tersebut dapat merusak orang lain, serta bagaimana menghadapinya, sangat penting. Tindakan pencegahan adalah kunci untuk mengatasi masalah ini. Mendidik orang-orang, terutama anak-anak dan remaja, tentang bahaya cyberbullying, serta bagaimana mengenali dan mengatasi situasi tersebut.

Mengatur privasi pada akun media sosial, membatasi informasi pribadi, dan mengelola siapa yang dapat melihat dan berinteraksi dengan konten Anda. Mendorong korban untuk berbicara kepada orang yang dapat dipercaya seperti orang tua, guru, atau teman dekat untuk mencari dukungan, seringkali sulit untuk tidak bereaksi terhadap cyberbullying. 

Namun, tidak memberikan reaksi yang memprovokasi bisa membantu menghentikan perilaku (Prabawati, 2013). Cyberbullying juga memungkinkan pelaku untuk menyembunyikan identitasnya dengan komputer. Hal ini yang membuat pelaku merasa aman tanpa harus melihat respon korban secara langsung (Brequet, 2010).

Pandie dan Weismann (2016) Motif ini mengindikasikan bahwa sebagian pelaku cyberbullying mungkin bertindak karena adanya dendam pribadi atau keinginan untuk membalas dendam terhadap korban. Seperti keinginan untuk menonjolkan diri, kepuasan pribadi, atau hal lain yang mendorong mereka. 

Lingkungan keluarga yang terlalu melindungi atau mengontrol dapat menyebabkan ketidakmampuan pelaku untuk menghadapi konflik atau tantangan dengan cara yang sehat penelitian ini memberikan wawasan yang sangat penting untuk memahami sifat, motif, dan faktor-faktor yang memengaruhi perilaku cyberbullying. 

Media sosial banyak digunakan oleh masyarakat di berbagai dunia karena dapat memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain bahkan melihat aktivitas orang lain dari jarak jauh. Penggunaan media sosial yang baik dapat memberikan banyak manfaat kepada para penggunanya seperti berinteraksi dan menjalin pertemanan, kampanye program pendidikan, sosial, agama, kesehatan, serta promosi dan pemasaran produk tertentu 

(Suryani, 2014). Namun, dibalik banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan media sosial, tidak jarang ditemukan berbagai hal negatif seperti komentar buruk yang diberikan oleh seseorang terhadap orang lain, baik kepada publik figur atau bahkan kepada orang yang dikenali. 

Komentar buruk yang diberikan dapat berupa penghinaan fisik, dari tanggapan responden, diperoleh bahwa sebagian besar pengguna media sosial masih memperhatikan etika dalam berkomentar di media sosial dan menggunakan media sosial disertai dengan tanggung jawab sehingga tidak berpotensi untuk menyakiti orang lain melalui komentar buruk yang diberikan terhadap orang lain. 

Anwar (2017) menyimpulkan bahwa peningkatan cyber-hate juga Media sosial menyediakan platform di mana pengguna dapat berinteraksi secara anonim atau menggunakan akun palsu dengan mudah. Media sosial sering menampilkan konten yang kontroversial atau emosional yang dapat memicu respons negatif. Ketika pengguna terpapar secara berulang kali pada konten semacam itu, hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi mereka dan memicu respons yang lebih negatif. Di karenakan tidak semua orang mampu dan kuat untuk menerima berbagai cacian dan makian kepada dirinya, sehingga tidak jarang orang yang menerima perlakuan buruk dari orang lain membahayakan dirinya sendiri. 

 Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya telepon atau teknologi komunikasi lainnya, komunikasi antar individu harus melalui tatap muka secara langsung. Seiring berkembangnya teknologi, kini setiap individu memiliki akses yang tidak terbatas untuk berkomunikasi. Kemudahan dalam berkomunikasi ini sering disalahgunakan oleh beberapa pihak. (Cahyono, 2016). Pengguna hanya membutuhkan alamat email dan nomor telepon sebagai syarat untuk menjadi pengguna media sosial. Selain itu, penggunaan media sosial tidak membutuhkan biaya yang mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun