Mohon tunggu...
Septian Radi Chandra
Septian Radi Chandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo semuanya, Saya Septian Radi Chandra biasa di panggil radi dan saat ini saya merupakan Mahasiswa Psikologi di Universitas Pembangunan Jaya. Saya berharap semoga tulisan yang saya publish dapat bermanfaat untuk kalian para pembaca, terima kasih.

Done stop when you are tired. Stop when you are done.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Melawan Hoax: Peran Pemikiran Kritis dalam Era Informasi Palsu

21 Juni 2024   14:25 Diperbarui: 21 Juni 2024   14:45 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penjelasan diatas dapat menjadi hal yang diperhatikan oleh Sumber Daya Manusia di Indonesia mengingat masih minimnya upaya SDM kita dalam berpikir secara kritis terlebih dalam menghadapi isu-isu atau informasi palsu. 

Hal tersebut juga dibuktikan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh (Mastan & Sukendro, 2023) yang menunjukkan bahwa sebagian masyarakat yang ada di Indonesia belum sepenuhnya menerapkan pemikiran kritis. Hal tersebut disebabkan oleh 2 faktor berupa perilaku konformitas dan juga adanya framing media yang sudah diteliti melalui sosial media Folkative dan juga Indozone.id. 

Banyak dari masyarakat Indonesia yang pada dasarnya cenderung untuk terprovokatif tanpa adanya bukti dan data-data yang mereka ketahui terkait informasi atau berita yang ada. 

Tak hanya itu, rendahnya kualitas SDM kita dalam berpikir kritis/critical thinking juga disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas pendidikan yang ada. Hal tersebut juga dibuktikan dengan posisi kualitas pendidikan Indonesia yang masih rendah jika dilihat dalam Education Index yang sudah dirilis oleh Human Development Reports (Herdian, 2022).

Programme for international student assessment atau PISA juga menyatakan bahwa kalangan muda di Indonesia seperti halnya SDM tingkat SMP kebanyakan hanya dapat mencapai level 1 dan level 2 dari keseluruhan 6 level soal yang ada. PISA juga kemudian menyimpulkan bahwa kemampuan dalam berpikir anak-anak Indonesia masih sangat tergolong rendah (Lidiawati & Aurelia, 2023). 

Tak hanya itu data-data mengenai kasus-kasus adanya penyebaran dan informasi palsu juga penerimaan kesalahan informasi hingga berujung pada perilaku pengeroyokan yang sudah saya jelaskan sebelumnya diatas juga sudah dapat menjadi salah satu bukti tambahan mengapa SDM Indonesia kita belum secara menyeluruh memiliki critical thinking. 

Namun melihat hal tersebut dalam (Lidiawati & Aurelia, 2023)  juga dijelaskan bahwa pada dasarnya Indonesia masih dapat berkesempatan untuk terus meningkatkan kemampuan dalam berpikir kritis karena masih terdapatnya kapasitas serta potensi-potensi yang belum secara menyeluruh dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA   

Dinarti, N. S., Salsabila, S. R., Tri, Y., Rizkya Salsabila, S., & Herlambang, Y. T. (2024). Dilema Etika dan Moral dalam Era Digital: Pendekatan Aksiologi Teknologi terhadap Privasi Keamanan, dan Kejahatan Siber. Jurnal Pendidikan Ilmu Ilmu Sosial Dan Humaniora, 2(1), 8--16. https://doi.org/10.26418/jdn.v2i1.74931

Faiz, F. (2013). Thingking Skill: Pengantar Menuju Berpikir Kritis (M. Affan (ed.)). SUKA-Press Uin Sunan Kalijaga.

Ginting, I. (2020). Pentingnya Daya Kritis Masyarakat Tangkal HOAX. Bapelprov.Go.Id. https://babelprov.go.id/artikel_detil/pentingnya-daya-kritis-masyarakat-tangkal-hoax

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun