Mohon tunggu...
Septian Murival
Septian Murival Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja

Mendengar musik, membaca. Jika alam mengijinkan diakhiri dengan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keluarga

1 September 2024   10:44 Diperbarui: 1 September 2024   10:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku membayangkan menerobos taman ilalang

Sendiri menyibak rerumputan

Tangan-tangan lucu

Yang berebut membelai rambutku

Melambai-lambai menyambut

Kepulangan kepingan-kepingan

Lalu menjelma pelukan-pelukan

Penenang bagi para pengelana

Yang mencoba bermimpi dalam keadaan terjaga

Aku membayangkan seseorang

Tak ambil pusing meski terluka

Seolah hatinya mata air kasih

Mengalir ke kawah jiwa

Yang tak pernah kering

Dimakan usia

Aku memikirkan tentang keramaian

Dengan suasana riuh, cakap-cakap

Kalimat yang tak dimengerti logika

Bahasa cinta

Masing-masing tak alpa mengisi

Ibu yang tak henti berdoa

Nenek yang tak bosan bercerita

Simpul menyimpul membentuk harapan baik

Membuat siapa pun tak ingin beranjak

Meski sejenak, dari ruang penuh jejak

Aku tak lagi mahir

Menggambarkan ikatan

Ohh keluarga

Walau kusanjung dengan sajak

Sungguh dalam relung

Terkurung, muskil kan retak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun