Aku membayangkan menerobos taman ilalang
Sendiri menyibak rerumputan
Tangan-tangan lucu
Yang berebut membelai rambutku
Melambai-lambai menyambut
Kepulangan kepingan-kepingan
Lalu menjelma pelukan-pelukan
Penenang bagi para pengelana
Yang mencoba bermimpi dalam keadaan terjaga
Aku membayangkan seseorang
Tak ambil pusing meski terluka
Seolah hatinya mata air kasih
Mengalir ke kawah jiwa
Yang tak pernah kering
Dimakan usia
Aku memikirkan tentang keramaian
Dengan suasana riuh, cakap-cakap
Kalimat yang tak dimengerti logika
Bahasa cinta
Masing-masing tak alpa mengisi
Ibu yang tak henti berdoa
Nenek yang tak bosan bercerita
Simpul menyimpul membentuk harapan baik
Membuat siapa pun tak ingin beranjak
Meski sejenak, dari ruang penuh jejak
Aku tak lagi mahir
Menggambarkan ikatan
Ohh keluarga
Walau kusanjung dengan sajak
Sungguh dalam relung
Terkurung, muskil kan retak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H