Sebegitu takutkah kita, dengan kesepian?
Sampai-sampai harus mengamuk
Ditengah keramaian,
Meracau di ruang rapat
Sedang yang lain tengah bertukar debat
Atau menginjak sangkar semut sembari mengupat
Sebegitu takutkah kita, dengan kesepian?
Sehingga harus memaksa
Orang-orang membuka aibnya,
Membujuk jarum jam supaya tergesa
Atau bahkan menyuruh pengkhotbah berhenti melulu membahas agama
Sebegitu takutkah kita, dengan kesepian?
Sampai hutan rimbun yang lengang kita tebang
Lalu dijadikan pemukiman
Haruskah kita takut?
Sedang sepi itu sendiri
Tak pernah takut meski sering dibenci duniawi
Sebegitu takutkah kita? Dengan kesepian
Sampai tak rela sejenak terlintas dalam pikiran
Apa lagi tuk dibayangkan
Sedang sepi dalam sajak ini tak pernah kesepian
Tanpa rasa takut,
Masih adakah alasan kita untuk berlutut?
Masih  takutkah kita? Dengan kesepian
Kita pasti tlah terperosok jauh
Dalam kebisingan tanpa ujung
Sedang maksud kesepian agar kita merenung dan luluh
Sungguh ...
Masih takutkah kita? Dengan kesepian
Atau sebenarnya kita tlah lupa
Akan suatu hal tentang kefanaan
Sementara itu di sela-sela sajak ini
Sepi tlah bersimpuh dan bersujud sedari tadi
Pada penciptanya
Oh Tuhan ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H