Kali ini aku bertamasya kerumah bordil
Sebuah daerah jauh nan terpencil
Sebuah bangunan tua penuh lendir
Kaca-kaca yang retak, para pria yang gagah
Tubuh-tubuh segar terhidang
Bola lampu kurang terang
Cahaya redup lagi rindang
Atap-atap bocor, dada-dada yang bongsor
Ranjang yang berantakan, kolor-kolor
Jam dinding yang mati, semua fana semua kotor
Siapa disini yang mahir menjahit?
Aku tak ingin tubuh baru
Aku ingin badan ini ditambal
Juga luka ini
Luka hati, kataku sambil menunjuk ke dada
Kurus hanya nampak rangka
Adakah yang mampu?
Tanyaku lagi, pada seroang penjaga buta
Ia terkenal mahir berdusta
Aku meniduri segala isinya
Tak ada yang tersisa dari tempat terkutuk ini
Setiap jengkal debu dan dinding
Tangisan jiwa muda yang dijual
Angan-angan palsu memenuhi ruangan
Teringat keringat setelah tersengat
Sesal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H