Termenung menatap bukit
Pria lawas dengan mata berkaca
Khayalannya jauh menembus masa lampau
Membuka sisa catatan usang berdebu
Meracik kisah memetik hikmah
Bocah-bocah mematung gelisah
Hari ini siapa pula terkena ganjaran
Awan-awan beriring berlalu
Mata rabun ingatan perlahan menguap
Tentang dunia dan isinya tak lagi sedap
Kulit berlipat hasrat melambat
Muda mudi menari dan melompat
Dia muka lesu dengan tubuh berkarat
Gigi ompong lapuk dimakan ulat
Tersisa nyawa dan semangat
Tak ada lagi musim semi
Apalagi untuk ranting yang hampir mati
Ditakdirkan menunggu patah lalu busuk
Mencari sejawat atau dibesuk
Hingga jadi penawar ataupun pupuk
Pria lawas menghitung waktu
Bermain catur menimang cucu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H