Mohon tunggu...
Septian Fajar Nugraha
Septian Fajar Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

Hii..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Forest School (Sekolah Alam)

18 Mei 2022   14:11 Diperbarui: 18 Mei 2022   14:25 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Academy of Nature (SA) adalah sekolah dengan filosofi pendidikan di seluruh alam semesta. Mengamati sekolah alam adalah merupakan sekolah yang unik. Lingkungan SA (Sekolah Alam) sangat alami, gedung sekolah hanya berupa rumah panggung, sering disebut saung, dikelilingi berbagai kebun buah, sayur, bunga, bahkan pertanian. Tidak ada gedung megah bertingkat tinggi sebagai suasana kelas. Sejak usia dini, anak-anak diperkenalkan dengan situasi kehidupan nyata. Anak-anak di SA dapat mengenakan pakaian bermain dengan sepatu bot alih-alih seragam, yang memungkinkan mereka menjelajahi lingkungan sekitar dengan bebas.

Sekolah Alam melihat keragaman sebagai sesuatu yang unik dan kesatuan tidak terlihat dalam pakaian mereka tetapi dalam etika, perilaku dan sikap mereka dan semangat mereka untuk belajar dan rasa ingin tahu. Dengan cara ini, para pendiri SA (School of Nature) percaya bahwa esensi dari tujuan pendidikan adalah membantu siswa tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Jadilah pribadi yang tidak hanya bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di alam, tetapi juga cinta dan peduli terhadap lingkungan. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang harus kita miliki. Pengetahuan adalah sebuah fungsi. Sebagai fungsi, kita harus mempelajari segala sesuatu yang membantu kita menjadi lebih baik. Belajar adalah mengejar kesempurnaan secara terus menerus dengan menggunakan pengetahuan sebagai panduan. Belajar adalah sebuah proses yang berkelanjutan. Karena menjadi adalah proses yang tidak pernah berakhir, belajar adalah satu-satunya proses hidup yang tidak pernah berakhir.

Sekolah alam adalah bentuk alternatif pendidikan sistem sekolah yang didasarkan pada gagasan pendidikan kosmis. Melihat sekolah alam berarti melihat sekolah yang unik. Lingkungan seringkali terasa sangat alami, dengan gedung sekolah hanya berupa rumah panggung yang biasa disebut saung, dikelilingi berbagai kebun, sayur mayur, bunga bahkan area peternakan. Tidak ada gedung megah bertingkat tinggi sebagai suasana kelas. Sejak usia dini, anak-anak diperkenalkan dengan situasi kehidupan nyata.

Menurut pemahaman para ahli tentang sekolah alam, komunitas sekolah alam (2005) mendefinisikan sekolah alam sebagai sekolah dengan filosofi pendidikan kosmis yang memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan sekolah. Proses pembelajaran di sekolah alam terbuka untuk umum. Tidak stres, jauh dari kebosanan dan membuat siswa merasa nyaman.(Francis Norwood et al., 2021).

Pada jurnal pertama berjudul The first journal Children's Forest School experiences in the UK  dijelaskan Akses anak-anak ke peluang bermain di luar ruangan telah menurun dalam beberapa tahun terakhir (Clements, 2004; Abu-abu, 2011; Batu & Faulkner, 2014). bagaimanapun, telah dilaporkan sebagai protektif terhadap kesejahteraan mental dan fisik yang buruk di masa kanak-kanak (Whitebread, 2017). Demikian pula, hubungan antara bermain di luar ruangan yang berisiko dan kesehatan anak-anak telah menunjukkan bahwa bermain yang mencakup unsur bahaya bermanfaat ketahanan emosional anak-anak, fungsi sosial dan kesehatan fisik dan kesejahteraan Permainan luar ruangan anak-anak menurun, meskipun ada hubungan yang jelas antara bermain, belajar dan berkembang. Inisiatif pembelajaran alternatif yang memberi anak-anak keragaman kesempatan bermain, termasuk kesempatan untuk bermain di luar ruangan, oleh karena itu diperlukan. Salah satu program tersebut, Sekolah alam, semakin populer di Inggris dan internasional, namun sedikit yang dipahami tentang dampaknya terhadap pembelajaran anak-anak, atau bagaimana pendekatan alternatif menginformasikan pembelajaran dalam pengaturan arus utama bagaimana anak-anak menafsirkan pengalaman mereka ketika dihadapkan dengan perpaduan lingkungan belajar.

Sekolah alam juga banyak menawarkan berbagai macam pengalaman pada peserta didik karena di dalam sekolah alam kita tidak terpaku dengan yang dinamakan kurikulum dan pembelajaran berbasis kepada pengalaman (von Benzon, 2017).

Pada jurnal kedua yang berjudul Natural School Culture For Creating a Child-Friendly Education

Menguraikan pemikiran mengenai konsep budaya sekolah alam budaya sekolah, Budaya semacam ini dapat mengembangkan generasi pemuda yang memiliki pengetahuan ramah lingkungan yang mampu bersaing di era globalisasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan paradigma berbasis alam yang merupakan konsep Keberlangsungan hidup umat manusia, manusia tidak dapat dipisahkan dari Pendidikan Adaptasi menjadi tantangan bagi suatu bangsa untuk mengembangkan Pendidikan,  menurut Maulana (2016) manusia untuk menyadari peran dan tanggung jawab mereka dalam kehidupan mereka, sehingga meningkatkan potensi mereka untuk menghadapi tantangan dan perubahan dalam kehidupan. Pendidikan dilakukan di luar sekolah atau di dalam sekolah di dalam sekolah alam sendiri peserta didik dapat memiliki pengalaman tentang lingkungan yang mampu bersaing di era seperti sekarang, dan muatan pembelajarannya pun berbeda pendidikan yang biasanya diajarkan di sekolah formal (Dopko et al., 2019).

Pada jurnal ke 3 yang berjudul Reconnecting Children with Nature: Foundation and Growth of the Nature Schools Movement in Iran

Anak -- anak dapat bermain dengan rekan-rekan mereka di lingkungan lokal, belajar keterampilan sosial, menikmati pengalaman baru dan memiliki kontak dengan modernisasi alam telah mengubah lingkungan perkotaan. Artikel ini telah memberikan garis besar singkat tentang pendidikan Sekolah Alam. Negara Iran mengintegrasikan lebih lengkap perubahan pendidikan, pekerjaan dan lingkungan dalam masyarakat, Iran mengembangkan pembelajaran alam sebagai suatu cara menyelesaikan berbagai masalah ini dengan negara-negara lain yang lebih modern. Di dalam jurnal ini dikatakan bahwa sekolah alam merupakan tempat untuk berkumpul ,berkembang dan belajar karena di sekolah alam tidak ada tingkatan seperti sekolah formal lainya dan disini para peserta didik akan merasa setara satu dan lainya maka dari itu si peserta didik bisa lebih mengexplore apa yang dia suka dan dia inginkan (Feinsinger et al., 1997).

Pada jurnal ke 4 yang berjudul Combining art activities and nature in pre-school education

Delapan guru anak usia dini yang mengikuti kursus praktikum berpartisipasi dalam penelitian ini.  Data kualitatif terdiri dari kegiatan seni yang dilakukan dengan bahan alami dalam kursus praktikum dan wawancara yang dilakukan dengan guru pra-layanan. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa guru pra-layanan menggunakan materi yang tidak biasa dan menarik dibandingkan dengan materi stasioner konvensional yang umumnya digunakan dalam kegiatan seni. Guru pra-layanan menggunakan materi ini dalam kegiatan seni mereka dalam dua  cara yang berbeda. Mereka menggunakan bahan-bahan ini sebagai pengganti bahan alat tulis (Harvey et al., 2020).

Didalam jurnal ini sebenarnya merupakan sebuah pelatihan guru PAUD sebagai seorang role model untuk anak -- anak usia dini akan tetapi kita juga bisa mengetahui bahwa sekolah Pendidik selain memiliki pembelajaran yang berbeda sekolah alam juga sangat menjunjung tinggi nilai alam, disini juga para guru dibekali untuk membuat sebuah seni dengan bahan bahan yang disediakan oleh alam.

Nature School Curriculum Model

Pada jurnal ke 5 ini menjelaskan tentang Penguatan Pendidikan moral atau Pendidikan karakter, dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita yang merupakan peninggalan Belanda. Metode yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan informasi dari penelitian di lapangan terkait dengan topik dan menganalisisnya. Hasil analisis menyimpulkan bahwa model kurikulum yang digunakan Penguatan Pendidikan moral atau Pendidikan karakter dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Sekolah Pendidikan didirikan sebagai reaksi terhadap Pendidikan sekolah di Indonesia yang semakin terisolasi dari lingkungan.

Kesimpulan 

Dari kelima jurnal dan seluruh artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah alam merupakan pendidikan nonformal yang mengutamakan nilai-nilai kebhinekaan, mengutamakan pengetahuan alam sebagai pedoman perjalanan menuju kesempurnaan, dan selanjutnya sekolah alam adalah pendidikan berbasis sekolah yang memanfaatkan sumber daya alam. Sumber daya alam yang ada di lingkungan sekolah. Proses pembelajaran di sekolah alam terbuka untuk umum. Tidak stress, jauh dari kebosanan dan membuat siswa merasa nyaman. Hal ini berlaku pada masa perkembangan peserta didik di mana mereka tidak hadir "secara instan". Mereka mengalami perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual dari waktu ke waktu.

REFERENCES

Dopko, R. L., Capaldi, C. A., & Zelenski, J. M. (2019). The psychological and social benefits of a nature experience for children: A preliminary investigation. Journal of Environmental Psychology, 63, 134--138. https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2019.05.002

Feinsinger, P., Margutti, L., & Oviedo, R. D. (1997). School yards and nature trails: Ecology education outside the university. Trends in Ecology and Evolution, 12(3), 115--120. https://doi.org/10.1016/S0169-5347(96)20104-1

Francis Norwood, M., Lakhani, A., & Kendall, E. (2021). Teaching traditional indoor school lessons in nature: The effects on student learning and behaviour. Landscape and Urban Planning, 206(September 2020), 103963. https://doi.org/10.1016/j.landurbplan.2020.103963

Harvey, D. J., Montgomery, L. N., Harvey, H., Hall, F., Gange, A. C., & Watling, D. (2020). Psychological benefits of a biodiversity-focussed outdoor learning program for primary school children. Journal of Environmental Psychology, 67, 101381. https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2019.101381

von Benzon, N. (2017). Unruly children in unbounded spaces: School-based nature experiences for urban learning disabled young people in Greater Manchester, UK. Journal of Rural Studies, 51, 240--250. https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2016.07.018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun