Mohon tunggu...
Septian DR
Septian DR Mohon Tunggu... Translator dan Wiraswasta -

TRANSLATOR & KOMIKUS

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

World War Sex Bagian 1

13 Agustus 2016   14:18 Diperbarui: 13 Agustus 2016   14:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hari Minggu pukul setengah delapan pagi di Gedung pertemuan Bhayangkara Jalan Sanjaya Kebayoran Baru, pasangan kekasih yang saling mencintai yaitu Roni Werkudoro dan Rita Wulandari bersama keluarga besar mereka berdua juga para tamu undangan melangsungkan ijab kabul mereka.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rita Wulandari binti Armandito Subagyono dengan maskawin seperangkat alat sholat dan emas 24 karat dibayar tunai!" begitu kata Roni sedemikian lantang di hadapan petugas KUA dan Armandito, Bapak kandung Rita Wulandari serta kedua saksi dari masing-masing keluarga.

Sang petugas KUA tersenyum, lalu menatap cepat kepada semua hadirin meminta persetujuan. "Sah?"

Serempak hadirin baik dari keluarga besar maupun para tamu undangan bersorak meriah. "SAH!!!"

Setelah akad nikah dan kemudian resepsi megah, acara menakjubkan itu pun berakhir. Roni dan Rita berpamitan pada kedua orangtua masing-masing meminta doa restu, lalu keduanya bergegas pergi melakukan proses bulan madu mereka dengan mobil BMW perak metalik terbaru.

Roni memegang setir, Rita duduk di samping. Keduanya belum memakai sabuk pengaman.

"Kenapa kamu belum pakai?" tanya Rita yang segera memakai sabuk pengaman.

"Belum pakai apa? Kondom?" balas Roni acuh tak acuh sambil menyetir begitu lihai melibas jalanan beraspal yang lengang, masih di wilayah Kebayoran Baru.

"Otakmu itu lho, Ron." kata Rita sambil menoyor kepala suaminya. "Sabuk pengaman, pakai itu sabuk pengaman. Kamu mau kena tilang? Lumayan lho tilangnya."

"Memang berapa?" Roni mengerling sekilas pada Rita sambil menjulurkan lidah. "Seratus ribu? Murah sekali!"

"Baru hari ini kita menikah, kamu sudah bikin masalah!" sungut Rita yang tampak begitu cantik dan seksi dengan tanktop pink dan celana jins biru yang dia kenakan. "Sudah kamu pasang GPS belum? Nanti nyasar lagi!"

"Tidak mungkin kesasar, Rita. Percaya padaku deh."

Muka Rita merah padam, lalu mendadak dia tersenyum ceria. "Terima kasih mau menikahiku, Ron. Kamu menyelamatkan aku dan seluruh keluarga besarku dari aib soalnya."

"Tenang saja, Rita. Aku ikhlas mencintaimu kok. Mungkin aku kaya raya, tapi aku ini juga baik hati, jujur, sopan dan tidak sombong. Kalau slebor memang iya."

"Baiklah. Eh kita tidak masuk tol?"

"Memang tidak. Bukankah kita ini bulan madu dengan cara menyetir mobil melalui jalanan biasa bebas tol?"

"Oh iya. Tahu tidak, Ron. Tadi malam aku bermimpi sangat buruk gara-gara menonton film di HBO. Film Zombie Brad Pitt itu, World War Z. Mimpiku, kita menikah lalu zombie mengejar-ngejar kita saat kita berbulan madu. Gila tidak?"

Roni mengangguk. "Kalau Zombie tidak mengejar kita, berarti Zombie itu gila. Zombie yang waras mengejar orang normal yang sehat supaya bibit Zombie bisa terus menyebar."

"Setuju. Eh itu di depan ada cegatan polisi, pakai dulu sabuk pengaman kamu, Ron. Menepi dulu kalau tidak bisa."

"Iya iya."

Mobil BMW perak metalik menepi dekat trotoar di sekitar Jalan MT Haryono. Saat mesin masih menyala, Roni memasang sabuk pengaman, sementara Rita menatap ke luar jendela dengan mulut menganga. Yang Rita lihat adalah semburat oranye keputihan di langit yang menukik tajam ke bawah.

"Lihat itu, Ron! Ada meteor jatuh!"

Roni mengangkat bahu lalu melajukan lagi BMW-nya. 

Saat itu kilatan cahaya berkilauan oranye mendesing memekakkan telinga dan jatuh berdentum menghantam koridor Busway.

Seketika itu pula, Roni menginjak rem sedalam mungkin sambil menepi ke kiri. Belasan pengendara motor di depan serta beberapa mobil APV di belakang Roni juga berhenti.

Koridor Busway dan jembatan penyeberangan luluh lantak. Di tengah sisa reruntuhan dan serpihan, sesosok tubuh berbayang putih keabuan melayang satu meter di atas tanah sambil mengedarkan pandangan ke segala arah, lalu berkata dengan suara melengking menakutkan.

"NAMAKU ... SEX! SIAPAPUN YANG TAK MEMATUHI PERINTAHKU AKAN KUTELANJANGI HIHIHIHIIIIIII!!!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun