Mulut Edwin dan Elsa menganga menatap mobil BMW merah marun yang tampak biasa saja dari luar, tapi pasti menyimpan kekuatan luar biasa di dalamnya. "Matur nuwun, Dab. Aku karo Elsa pamit sik yo? Salam nggo garwo lan putro-putro."
Hardiman tersenyum gembira sambil mengacungkan dua jempol, lalu menepuk kap mesin mobil saat Edwin dan Elsa membuka pintu depan, lalu duduk.
Belasan menit kemudian, seiring dengan lambaian perpisahan dari Hardiman, Edwin dengan Elsa di sampingnya, memacu BMW merah marun itu, pulang ke Jakarta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!