Orang-orang itu serentak menyerbu Edwin dan Elsa. Edwin menyerahkan travel bag miliknya pada Elsa, lalu melompat setinggi dua meter di udara dan berdiri mengambang tak jatuh sedikit pun.
Semua orang terperangah, beberapa orang memaki-maki dengan segala jenis nama binatang, terutama anjing. Mobil-mobil yang lewat mendadak saling mengerem sehingga tabrakan tak terhindarkan.
"Ayo serang aku kalau kalian semua bisa." kata Edwin sambil berkacak pinggang di udara. "Aku bisa melayang lebih tinggi lagi kalau kalian menginginkannya."
Sirene mobil-mobil polisi terdengar mendekat, begitu pula truk kepolisian. Puluhan anggota polisi berhamburan keluar dari truk dan mobil lalu serentak mengacungkan senjata pada Edwin dan juga Elsa.Â
"Jangan berlagak Superman kau, Buronan!" hardik salah seorang petugas polisi yang tampak gagah berwibawa. "Turun! Atau kami tembak?"
Edwin pun langsung turun menjejak tanah, lalu merangkul Elsa. "Aku bukan Superman, Pak Polisi. Bukan juga buronan."
"Anda berdua kami tangkap atas nama hukum." petugas polisi memberi kode pada anak buahnya untuk memborgol kedua tangan Edwin dan juga Elsa. "Kami bisa menyediakan pengacara kalau anda berdua tak mampu."
"Baiklah," kata Edwin menghirup nafas panjang, lalu menyemburkannya kuat-kuat. Akibatnya seluruh polisi termasuk sang komandan terpental beberapa meter menghantam tembok, kaca mobil, aspal, tiang listrik, trotoar serta orang lain yang tengah berlalu lalang. Semua polisi pingsan, begitu juga orang-orang yang terkena semburan mulut Edwin, sementara orang-orang lain yang melihat kejadian itu dari kejauhan malah beramai-ramai mengeluarkan smartphone dan tablet mereka masing-masing guna memfoto dan memvideokan kejadian barusan.
"Ayo kita pergi, Elsa. Polisi takkan bisa menghalangi kita!"
Â
Â