Mohon tunggu...
Septian DR
Septian DR Mohon Tunggu... Translator dan Wiraswasta -

TRANSLATOR & KOMIKUS

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Skenario Film Tuan Bong 1

12 Juli 2015   08:20 Diperbarui: 12 Juli 2015   08:20 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sutradara - Skenario : SEPTIAN DR

Karakter : Joni Bong, Quentina Saverina, Sean Myring, Tejo Sulaksono, dll.

 

FADE IN:

 

OPENING TITLE

 

EXT. GEDUNG DINAS AGENSI RAHASIA NEGARA  PEJAMBON JAKARTA – PAGI

Kamera menyorot dari atas dengan posisi Bird Eye View MEMPERLIHATKAN gedung dinas agensi rahasia Negara yang berbentuk kotak vertikal menjulang ke atas setinggi 20 lantai, lalu perlahan kamera bergerak ke bawah tepatnya MENUJU LANTAI 5.

INT. LANTAI 5 GEDUNG DINAS AGENSI RAHASIA NEGARA JAKARTA – PAGI

Kita melihat DUA ORANG BERDIRI SALING BERHADAPAN di depan pintu ruang direktur yang terbuka lebar. Di sebelah kiri SANG BAWAHAN, sang agen rahasia bernama JONI BONG, usia 26 tahun, tampan kulit kuning langsat, berambut hitam ikal, memakai tuxedo biru, dasi kupu-kupu biru yang menutupi kemeja putih dan celana panjang biru yang menatap SANG ATASAN bernama TEJO SULAKSONO, usia 52 tahun, gagah, kulit coklat, rambut pendek kelabu, kumis tipis kelabu pula, sang direktur utama dinas agensi rahasia negara.

TEJO

Sengaja datang sepagi ini.

(berdehem)

Kurasa AC sentral ini terlalu dingin.

Bukan begitu, Jon?

JONI

(mengangguk pelan penuh hormat)

Untuk tingkat kesejukan di pagi hari ini,

kadar suhu menunjukkan

lain dari biasanya, Pak.

Anda memanggil saya terlalu pagi.

TEJO

(tersenyum lebar)

Oh, sebenarnya kau tentu tahu.

Tugasmu hari ini menunggu

di kota kelahiranmu yang indah dan megah.

(bersiul riang)

Aku kangen Jogja, Dab.

(menepuk pundak Joni)

Laksanakan tugasmu, Jon. Oh ya,

temui dulu partnermu.

JONI

(kening berkerut)

Part-ner? Aku tak salah dengar?

(menggelengkan kepala)

Tak mungkin Bapak melakukan hal ini kepadaku.

Bapak juga tahu kalau aku ini selalu solo bekerja.

TEJO

Yang sekarang ini sungguh berbeda. Lebih …

rumit dan terlalu personal.

(berkacak pinggang dengan muka masam)

Kau tak bisa bekerja sendiri untuk tugas ini, Jon.

Ayo jalan sana, jangan tunda waktumu.

JONI

Baik, Pak.

(berjalan menjauhi Tejo)

Partnerku ini … Wok?

 

TEJO

(melambaikan tangan pada Joni)

Dia … Wek. Kupilih yang

tampak cocok denganmu.

JONI

(berhenti berjalan dan menoleh pada Tejo)

Siapa dia, Bos?

TEJO

Quentina Saverina.

(mengacungkan jempol pada Joni)

Tiket dan segala keperluanmu sudah tersedia

di ruang tunggu khusus bandara.

Selamat bertugas, Joni.

(berjalan balik masuk ke ruangannya dan menutup pintu)

JONI

Quentina? Mantan Putri Indonesia itu?

(menggelengkan kepala dengan wajah muram)

Sial benar nasibku.

CUT TO:

INT. RUANG TUNGGU BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG – PAGI

Joni menaruh koper barangnya di samping kursi ruang tunggu bandara, lalu duduk membaca koran sambil sesekali mengedarkan pandangan pada semua orang dan terperanjat sambil menaruh koran di tempat duduk saat –

SEORANG WANITA CANTIK TINGGI SINTAL, kulit kuning langsat, berusia 26, berambut hitam panjang sepundak, memakai kaos merah dengan logo jantung hati putih di tengah dan celana jins biru gelap dengan tas punggung BERJALAN CEPAT MENDEKATI JONI. Dialah QUENTINA SAVERINA alias RINA.

RINA

(mengulurkan tangan sambil tersenyum ramah)

Kau pasti Joni. Namaku Rina.

Quentina … Saverina lengkapku.

JONI

Wow! Oh, maaf…

(berdiri menjabat tangan Rina)

Senang berjumpa denganmu.

Jadi kita … partner?

RINA

(mengangguk)

Semoga kau tidak keberatan, Joni.

Pesawat sudah menunggu.

CUT TO:

 

EXT. LANDASAN PACU BANDARA SOEKARNO HATTA TANGERANG – PAGI

Pesawat Garuda Indonesia Airways lepas landas menuju Jogjakarta tepat pukul delapan pagi, lalu menyusul sekuen animasi jalur pesawat Jakarta-Jogjakarta.

CUT TO:

 

EXT. BANDARA ADISUTJIPTO JOGJAKARTA – PAGI

Pesawat Garuda Indonesia Airways mendarat mulus di landasan Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

CUT TO:

 

EXT. TEMPAT PARKIR BANDARA ADISUTJIPTO – PAGI

Joni dan Rina membawa tas masing-masing berjalan cepat mendekati para sopir taksi yang berlomba-lomba menawarkan diri. Rina menggelengkan kepala, memberi kode pada Joni untuk berjalan mengikutinya keluar tempat parkir.

JONI

Uh, panas.

(menatap langit)

Mana jemputan kita, Rin?

(menoleh ke kanan dan kiri)

RINA

(berkacak pinggang menatap Joni)

Teknokrat kita, S, sudah menunggu di sana.

Seratus meter lagi sebelah kiri jalan.

JONI

(nyengir)

Senjata apalagi yang dia sediakan untuk kita?

RINA

(mengibaskan rambut)

Standar saja, Joni. Namun ada nilai plusnya juga.

JONI

Haaa?

(mulut menganga menatap Rina)

Terkadang S terlalu absurd.

(mengusap dagu)

Aku tak pernah

bisa mengerti jalan pikirannya.

Aku berpikir A, dia langsung

pada pokok masalah CD.

Untung bukan celdam.

CUT TO:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun