Sedangkan makro ekonomi, sesuai namanya juga, ada di tatanan yang lebih luas. Makro ekonomi mempelajari bagaimana permintaan dan penawaran secara kumpulan atau agregat terbentuk. Misalnya, terkait pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, distribusi kesejahteraan, pendapatan nasional, hingga kestabilan harga.
Dua sudut pandang ekonomi tersebut lantas yang kemudian berkembang menjadi ilmu manajemen, keuangan, bisnis, akuntansi, investasi, dan lain-lain.
Berbicara tentang dampak, mikro ekonomi tentu lebih berfokus pada hal yang lebih sempit, sedangkan makro ekonomi melihat berbagai aktivitas dan dampaknya dari sisi yang lebih luas, bahkan hingga antar negara dan seluruh dunia secara global.
Sebelum jauh kesana, baiknya kita coba memahami dari lingkup ekonomi sebuah negara, karena ini lebih dekat dengan keseharian kita. Hasil aktivitas ekonomi (economics output) berupa barang dan jasa secara agregat di sebuah negara disebut juga Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB).
Disclaimer dulu ya, saya disini tidak akan menjelaskan definisi tekstual secara detail, namun saya lebih akan mencoba memberikan penjelasan dan logika sederhana. Selain karena saya bukan atau belum menjadi dosen, hehe, menurut saya salah satu hal yang membuat ekonomi itu cenderung sulit dipahami banyak orang karena narasi tekstualnya yang kaku. So, let's continue.
Kembali ke GDP, banyak orang mengira ini adalah tingkat pendapatan negara, atau jumlah kekayaan negara. Bukan ya, sekali lagi GDP adalah kumpulan dari hasil aktivitas ekonomi dalam suatu negara.
Formula GDP, menurut pendekatan pengeluaran adalah C + I + G + (X-M).
Consumer Spending (C) atau bisa disebut konsumsi rumah tangga, merupakan total pengeluaran dari masyarakat atau rumah tangga dalam satu negara. Jadi ketika ada aktivitas perdagangan makanan, baju, atau elektronik, inilah yang diperhitungkan sebagai consumer spending.
Investment (I) menjadi indikator total investasi yang masuk ke sebuah negara. Tentu ini juga menjadi penting karena investasi menjadi pendorong adanya proyek baru, perusahaan baru, atau bahkan pengembangan daerah baru. Ada proyek atau perusahaan baru berarti kan membuka lapangan pekerjaan baru.
Government Spending (G), seperti namanya, adalah pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah. Misalnya, proyek pembangunan jalan dari Kementerian PUPR, tentu akan membuka lapangan kerja baru, potensi ekonomi, hingga meningkatkan aktivitas perdagangan dan pariwisata. Subsidi dan bantuan sosial pemerintah juga termasuk pada komponen ini.
Net export-import (X-M), memperhitungkan selisih bersih antara ekspor dan impor. Sederhananya nih, Indonesia ekspor minyak sawit Rp10 triliun, sedangkan impor bahan bakar minyak Rp7 triliun. Nah nett ekspornya jadi Rp3 triliun. Tentu dalam konteks GDP harus memperhitungkan semua produk ekspor dan impor ya.