Konsep uang yang bekerja ini bisa kita sebut sebagai dasar investasi.
Bu Sri Mulyani pernah berucap dalam suatu momen, bahwa di negara maju itu uang dan aset yang bekerja keras untuk orangnya, sedangkan di tanah air ini banyak uang dan aset yang tidur, malah orangnya yang bekerja keras.
Tapi, di tengah pandemi yang belum usai, konflik geopolitik yang tidak menentu, lalu badai inflasi yang bikin ngeri, kita harus investasi seperti apa?
Pilah-pilih Investasi
Dalam investasi, tidak ada yang benar-benar pasti. Misalnya investasi emas, harganya juga bisa naik turun lho walaupun secara jangka panjang secara historis nilainya selalu naik. Karakteristik emas sebagai aset yang memiliki scarcity membuatnya bernilai tinggi.
Tapi kalo saat Anda butuh uang untuk makan atau berobat, ternyata harga emas sedang turun, kan berujung rugi juga.
Properti juga sama. Malah bisa kadang apes, rumahnya kena banjir atau pas butuh uang tidak laku-laku dijual.
Bikin bisnis, potensi kaya bisa banget dari sini, tapi harus siap juga dengan potensi rugi atau bahkan jadi miskin jika gagal kelola keuangan.
Deposito? Naik sih nilainya tapi jauh lebih rendah daripada inflasi, jadi ya ada ruginya juga.
Aset lainnya kurang lebih sama, saham, reksadana, obligasi, sukuk, atau apalagi.. you name it..