Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Jakarta, Manusia Kereta

20 Mei 2022   11:10 Diperbarui: 20 Mei 2022   18:53 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : kompas.com

Bagi orang yang bekerja menggunakan kereta kurang lebih akan menghabiskan sekitar dua jam setiap hari. Belum lagi bagi yang terbiasa sekolah, berwisata, atau jalan-jalan menggunakan kereta.

Di dalam wahana perjalanan kota ini, terkadang kita bisa menjadi diri sendiri. Apalagi dengan adanya gawai berupa smartphone yang kini seperti sudah menjadi kebutuhan primer kaum Jakartans.

Ada yang punya selera musik klasik atau heavy metal, dan mendengarnya keras-keras, bisa sepuasnya menikmatinya sepanjang perjalanan.

Ada yang gemar membaca buku thriller atau manga jejepangan sekalipun, bebas menyusuri imajinasinya.

Ada yang suka mendengar perbincangan tentang dunia konspirasi atau komedi satir, bisa leluasa menjelajahi dunianya.

Melalui earphone, kereta yang merupakan ruang publik bisa menjelma menjadi dunia privat bagi ratusan orang penunggang setianya.

Ada juga yang sudah terlalu lelah dengan dunia hingga menikmati perjalanan cukup dengan tidur saja, entah duduk atau harus tetap tegap berdiri.

Kebebasan di kereta sedikit banyak menjadi oase bagi para Jakartans sebelum atau sesudah beradu padu di tempat kerja demi menopang asa.

Mungkin tidak semua warga ibukota adalah penikmat kereta, tapi bagi penunggang setia sang sepur, kereta sudah seperti menjadi dunia ketiga setelah rumah sebagai dunia pertama, dan tempat kerja sebagai dunia kedua.

Sama seperti para penunggang setia mobil, sepeda motor, sepeda, atau para pejalan kaki, bisa jadi itu adalah dunia ketiga mereka.

Bedanya, kereta sebenarnya adalah ruang publik yang bisa menampung beragam dunia privat dalam satu navigasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun