Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bait Al Hikmah, Kala Islam Menjadi Pusat Sains Dunia

10 April 2022   12:50 Diperbarui: 10 April 2022   15:48 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi manuskrip abad ke+13. Sumber: 1001inventions.com

Peradaban Islam memiliki era yang sangat erat dengan ilmu pengetahuan atau sains, yaitu pada zaman kekhalifahan Abbasiyah atau sering disebut era Abassid Caliphate.

Sekitar abad ke-8, pemimpin Abbasid pada saat itu yaitu Khalifah Harun Ar-Rasyid mendirikan sebuah perpustakaan di pusat kota Baghdad, yang ketika itu juga merupakan ibu kota pemerintahan.

Perpustakaan yang dinamai Bait Al Hikmah ini berkembang sangat pesat di era putra Harun Ar-Rasyid menjadi khalifah yaitu Al-Ma'mun Ar-Rasyid.

Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membuat Bait Al Hikmah lebih terbuka untuk umum dan menjadi pusat pembelajaran berbagai manuskrip, serta berkumpulnya para ilmuwan dari berbagai belahan dunia.

Penerjemahan berbagai naskah dan karya-karya serta pertukaran ilmu menjadi hal yang jamak di era ini, ditambah lagi posisi strategis Baghdad dalam lintasan perdagangan jalur sutra.

Sejak abad ke-8 hingga 12, Bait Al Hikmah menjadi pusat studi sains seperti matematika, alkimia, astronomi, filsafat, kedokteran, metafisika dan lain sebagainya.

Literatur yang ada di perpustakaan ini tidak hanya berasal dari tanah Arab, namun juga berasal dari Romawi, Yunani, Latin, dan Persia. Banyak dari naskah tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Arab yang memicu perkembangan pesat ilmu pengetahuan di era Abbasid.

Ketika ilmu pengetahuan dunia berpusat di Baghdad  itulah Bait Al Hikmah dijuluki "The House of Wisdom". Selama kurang lebih 500 tahun, Baghdad menjadi tuan rumah bagi berbagai aktivitas akademis dan pembelajaran sains dari berbagai negeri.

Era inilah yang juga disebut "Islamic Golden Age". Uniknya di antara masa tersebut, Eropa justru menyebutnya dengan sebutan "Dark Ages", karena budaya dan ilmu pengetahuan di benua biru sangat terbelakang saat itu.

Zaman Keemasan

Di era kejayaannya, Bait Al Hikmah telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan hebat yang karyanya bahkan masih bermanfaat hingga saat ini.

Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, mungkin adalah tokoh Bait Al Hikmah yang paling terkenal. Ia adalah seorang ahli geometri, matematika, dan astronomi.

Karyanya yang paling monumental tentu adalah kitab Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala, yang menjelaskan mengenai persamaan linear dan kuadrat. Lalu ada juga Kitāb Al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind memperkenalkan sistem penomoran Arabic yang kelak diadopsi menjadi sistem penomoran di seluruh dunia.

Seluruh akademisi maupun ilmuwan di berbagai negeri pasti sudah tidak asing lagi dengan persamaan Aljabar yang memang merupakan adopsi dari ilmu-ilmu yang diperkenalkan Al-Khawarizmi.

Selain beliau, ada juga nama besar seperti Ibn Sina. Ia adalah seorang ahli fisika, kedokteran, dan astronomi.

Karyanya yang sangat penting tentu saja adalah Al-Qanun fi At Tibb atau The Canon of Medicine, yang menjadi kitab fundamental bagi dunia kedokteran.

Menjadi seorang hafiz Al Quran sejak usia 10 tahun tidak membuatnya berpuas diri. Mempelajari ilmu dari belahan dunia seperti India, Yunani, dan Eropa, membawa penemuan-penemuan sains Ibn Sina diakui dunia.

Selain Al-Khawarizmi dan Ibn Sina, tentu masih banyak tokoh-tokoh ilmuwan hebat asal Bait Al Hikmah yang tidak bisa dijelaskan satu persatu.

Keterbukaan terhadap ilmu dari berbagai belahan dunia untuk kemudian diterjemahkan dalam kebijaksanaan, membawa budaya islam menjadi pusat sains dunia pada masanya.

Ilustrasi manuskrip abad ke+13. Sumber: 1001inventions.com
Ilustrasi manuskrip abad ke+13. Sumber: 1001inventions.com

Akhir Masa

Seiring berjalannya waktu, suatu era pasti mengalami kemunduran. Hampir sama dengan nasib Perpustakaan Alexandria, tiba suatu masa saat Bait Al Hikmah hancur oleh keserakahan manusia.

Bait Al Hikmah sebagai kekuatan intelektual dunia pada akhirnya runtuh di pertengahan abad 12, seiring dengan kekalahan Kekhalifahan Abbasiyah dari Dinasti Mongol.

Serangan yang dipimpin Hulagu Khan pada tahun 1258 membuat kota Bahgdad hancur lebur, begitu juga dengan bangunan dan literatur Bait Al Hikmah.

Ironisnya, sebagian besar dari literatur tersebut habis dibakar karena pada saat itu bangsa Mongol cenderung tidak tertarik dengan kepustakaan. Bahkan banyak yang menyaksikan Sungai Tigris menghitam karena banyaknya literatur dari perpustakaan yang dibakar dan dibuang ke sungai.

Kehancuran Baghdad dan The House of Wisdom ini menjadi catatan hitam bagi dunia Islam, karena sejak saat itu kedekatan ilmu pengetahuan dengan peradaban Islam terus terkikis.

Momentum pun saat itu perlahan beralih ke Eropa hingga terjadi Renaissance di abad ke-14, yang juga dipicu pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, filosofi dan kesenian.

Sejarah Bait Al Hikmah ini tentu perlu menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa keterbukaan pada ilmu pengetahuan merupakan elemen penting bagi kemajuan suatu bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun