Chinese Yuan sendiri hingga tahun 2021 adalah mata uang terbesar kelima yang digunakan sebagai reserve currency di dunia, setelah US Dollar, Euro, Japan Yen, dan British Pound.
Melihat bagaimana peran China dalam perdagangan internasional yang semakin vital, bukan tidak mungkin bahwa Yuan berambisi mengusik hegemoni US Dollar. PBOC juga menyatakan bahwa akan terus mendorong internasionalisasi Yuan, dan digital yuan adalah salah satu langkah penting.
Salah satu kekuatan China adalah volume perdagangan internasional yang tumbuh cepat, terutama dengan negara-negara di Asia dan Afrika. Gavekal Research bahkan menyebut China sedang membangun "Asia's New Monetary Order". Tujuannya tentu saja, untuk mengikis ekonomi US Dollar-sentris.
Namun Tiongkok juga memiliki banyak pekerjaan rumah, yuan masih dianggap memiliki convertibility yang rendah, tidak banyak aset investasi di China yang dapat diakses dengan leluasa oleh pasar internasional. Ditambah lagi Beijing yang sangat berkuasa dalam hal melakukan intervensi ekonomi.
Bertahun-tahun Amerika Serikat dan US Dollar mampu mempertahankan hegemoninya sebagai penguasa ekonomi dunia. Akankah China bisa mengusiknya? kita lihat saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H