Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"GoJek Effect" di Tengah Persaingan Sengit Tokopedia dan Shopee

28 Maret 2021   17:44 Diperbarui: 31 Maret 2021   19:26 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: ft.com

Dua raksasa digital Indonesia, Gojek dan Tokopedia dikabarkan semakin dekat untuk bergabung. Bahkan diinformasikan sudah tandatangan Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) dalam rangka proses merger.

Perkembangan digital economics Indonesia bisa dibilang sedang panas-panasnya. Riset e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, Bain & Company, menunjukkan Indonesia merupakan pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Indonesia di tahun 2020 diperkirakan Rp624 triliun, dan diprediksi akan melonjak hingga Rp1.700 triliun pada 2025.

Menariknya, aksi Gojek dan Tokopedia ini semakin membuat panas persaingan di sektor e-commerce. Tokopedia, kita tahu adalah salah satu "raja lokal" di ranah e-commerce, namun kini sedang bersaing ketat dengan Shopee.

Berdasarkan riset iPrice, sepanjang tahun 2020 lalu, Shopee telah mengalahkan Tokopedia dalam hal rata-rata total kunjungan pengguna. Shopee berhasil meraih angka rata-rata total kunjungan 90 juta per bulan, sedangkan Tokopedia menyusul dengan angka 80 juta per bulan.

Shopee telah menunjukkan keseriusannya menggarap pasar e-commerce di Asia Tenggara. Sejak berdiri tahun 2015 di Singapura, kini Shopee mendominasi hampir di semua negara Asia Tenggara. Sedangkan Tokopedia, yang didirikan sejak 2009 di Indonesia berusaha keras mempertahankan tahtanya di e-commerce domestik.

Nah, kabar merger Gojek dengan Tokopedia tentu akan memberi efek besar dalam pertarungan sengit dunia e-commerce. Gojek dikenal sebagai satu-satunya Decacorn di Indonesia, dan sudah memiliki pengalaman mengembangkan sayap bisnisnya di Asia Tenggara, akan menjadi power up yang sangat penting bagi Tokopedia.

Meruncingkan Persaingan e-Commerce

Dengan masuknya Gojek dalam percaturan e-commerce di Indonesia, akan semakin meruncingkan persaingan Tokopedia dengan Shopee. Hal itu akan memaksa nama-nama besar lainnya seperti Lazada, Bukalapak, JD.ID, Blibli untuk mencari power up investor baru atau bahkan merger.

Shopee sukses melesat di pasar Indonesia dalam waktu singkat, salah satunya karena tagline "Gratis Ongkir"-nya. Strategi tersebut terbukti jitu dalam menarik hati pasar tanah air, tidak butuh waktu lama bagi Shopee untuk bersaing menjadi Top of Mind dalam hal berbelanja daring.

Dengan pengalaman mengembangkan bisnis e-commerce secara internasional, Shopee yang dinaungi Sea Group Singapura mampu memanfaatkan pandemi Covid-19 menjadi katalis untuk "membakar uang dan strategi"-nya sehingga mampu dominan seperti sekarang. Tidak hanya di Indonesia, namun juga di Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Januari 2021 lalu, Sea Group selaku holding yang menaungi Shopee mengakuisisi Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) dan kini mengganti namanya menjadi SeaBank. Hal ini tentu menjadi bukti keseriusan grup asal Singapura ini untuk menggarap pasar digital ekonomi di Indonesia.

Di sisi lain, Gojek juga telah merampungkan akuisisi Bank Arto dan kini mengganti namanya menjadi Bank Jago. Jika Gojek benar bergabung dengan Tokopedia, tentu akan membuat Tokopedia dan Shopee memiliki amunisi yang sama kuat dalam hal pondasi finansial.

Selain itu, Gojek yang memiliki pengalaman dalam bidang transportasi tentu dapat membuka jalan bagi Tokopedia untuk mengembangkan model bisnis jasa pengiriman barang.

Akhir-akhir ini Tokopedia juga mulai mengadopsi formula "gratis ongkir" ala Shopee, jika dapat membentuk perusahaan jasa pengiriman barang (mungkin namanya Go-Pedia atau TokJek, hehe) tentu akan menjadi amunisi yang sangat penting dalam menghadapi perang gratis ongkir.

Awal Era "Tech Stock"?

Rencana merger Gojek dengan Tokopedia tidak lepas dari isu bahwa dua perusahaan ini akan melantai di bursa atau Initial Public Offering (IPO). Gojek dan Tokopedia dikabarkan masih menimbang-nimbang akan IPO di bursa Indonesia, Amerika Serikat, atau bahkan keduanya (dual listing).

Valuasi Gojek dan Tokopedia jika digabungkan ditaksir mencapai Rp500 triliun, digadang-gadang akan menjadi IPO paling spektakuler di Indonesia.

Gojek-Tokopedia akan menjadi tonggak baru saham teknologi atau "Tech Stock" di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Fakta menarik, pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat dan China, kini didominasi oleh perusahaan-perusahaan teknologi.

Berdasarkan data Statistik tahun 2020, sebanyak 7 dari 10 perusahaan dengan market capitalization terbesar di dunia adalah tech stock. Tujuh raksasa korporasi dunia itu adalah Microsoft, Amazon, Apple, Alphabet/Google, Facebook (Amerika Serikat), dan Alibaba, Tencent (China).

Tech stock memiliki keunikan tersendiri, di era saat ini di mana teknologi mampu menciptakan lompatan-lompatan inovasi, membuat nilai sahamnya melesat lebih cepat daripada saham sektor lainnya.

Nah, jika Gojek dan Tokopedia mampu melantai di bursa tentu akan membuat pasar modal Indonesia semakin seru.

Jika berhasil dengan baik, bukan tidak mungkin akan menjadi trigger perusahaan unicorn lainnya di tanah air yang mungkin akan menyusul untuk IPO.

Meskipun begitu, proses merger Gojek dan Tokopedia bukan tanpa kendala. Meskipun kedua perusahaan ini memiliki background investor yang hampir sama seperti Google, Temasek, Softbank, dan Sequioa, namun proses merger di tengah pandemi dan rencana IPO tentu memerlukan strategi yang matang.

Kita nikmati saja, manuver-manuver jagoan digital Indonesia ini untuk terbang lebih tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun