Mohon tunggu...
Septian Ananggadipa
Septian Ananggadipa Mohon Tunggu... Auditor - So let man observed from what he created

Pejalan kaki (septianangga7@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Api Tauhid, Perjalanan Sejarah dan Cinta Penuh Makna

31 Desember 2015   13:56 Diperbarui: 31 Desember 2015   14:05 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heroisme tinggi muncul ketika Said Nursi bersama murid-muridnya dengan gagah berani turut berperang menahan serangan tentara Rusia dan Armenia saat Perang Dunia I untuk menyelamatkan warga. Kekalahan Turki pada Perang Dunia I membuat islam memasuki masa-masa gelap, pemerintahan diambil alih oleh gerakan sekuler yang mengatasnamakan Young Turks. Kekhalifahan dihapus dari bumi Turki diganti republik konstitusi eropa, khalifah saat itu Sultan Abdul Mecit diusir dan diasingkan, pendidikan agama islam dilarang, berpakaian gamis/surban hingga larangan berbahasa arab. Pandangan Said Nursi yang berbeda dengan pemerintahan sekuler saat itu membuatnya banyak dimusuhi petinggi negara, bahkan hingga disiksa dan diasingkan. Namun di tengah pengasingan itu, dengan izin Allah SWT, Baiduzzaman Said Nursi menghasilkan karya monumental yaitu Risale-i Nur (Risalah Cahaya), yang ditulis dengan tangan beliau lalu tersebar luas secara sembunyi-sembunyi oleh murid-murid dan masyarakat yang mencintainya. Perjuangan dan karya-karya Said Nursi memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi bertahan dan berkembangnya cahaya islam di negeri Turki.

 

“Kita harus ikhtiar untuk memperoleh kehidupan yang abadi di alam yang fana ini. Duduk dengan nyaman dan meminta surga itu tidak mungkin! Aku tidak seberani itu meminta surga dengan duduk nyaman. (Baiduzzaman Said Nursi)”

 

Disamping napak tilas sejarah Turki Utsmaniyah dan kisah perjuangan Said Nursi, novel ini juga menghadirkan cita rasa keindahan traveling di negeri Turki serta romansa cinta manusia. Perjalanan Fahmi untuk menapak tilas sejarah islam membawanya hadir di tempat-tempat indah seperti sudut-sudut kota Istanbul, masjid Aya Sofia, museum Jalaluddin Rumi, kedai kopi Tahmis Kahvesi, danau Egirdir hingga kota cinta Konya. Membaca buku ini juga sedikit-sedikit akan jadi referensi kalo mau trevelling ke Turki, hehe. Eits, tak lupa kisah cinta yang dibalut nuansa islam khas Kang Abik sangat mengagumkan. Saya sampai berkaca-kaca ketika membaca ending-nya, ehehe. Ujung kisah yang tak terduga pasti akan membuat pembaca merinding, apalagi dengan keshalihan para tokohnya yang membuat kita bercermin bahwa dengan segala kelebihan yang kita miliki, kita harus selalu rendah hati dan bertakwa memohon ridho-Nya karena Dia yang maha membolak-balik hati dan jiwa.

Overall, saya sangat bersyukur ada novel sejarah roman yang berkualitas seperti Api Tauhid ini, dan saya sangat excited membacanya sampai selesai, hehe. Beberapa kritik mungkin ada beberapa typo yang membuat agak bingung di tengah-tengah cerita. Secara umum, novel ini sangat cocok bagi pembaca yang gemar menyelami sejarah, tapi bagi pembaca awam pun menyelami dunia Turki akan sangat menyenangkan. Ada sebuah quote juga di buku ini tapi saya lupa yang mengucap siapa, hehe. “Barang siapa melupakan sejarah, niscaya suatu saat dia akan jatuh pada kesalahan yang sama seperti masa lalu.” Nah jadi membaca buku ini akan sangat banyak manfaatnya, hehe sarat makna tentang pelajaran kehidupan dan islam.  Oiya, Baiduzzaman Said Nursi ini hidup di era yang hampir sama dengan Syaikh Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdatul Ulama) dan KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah), tentu kita semua tahu besarnya sumbangsih NU dan Muhammadiyah bagi Indonesia, saya harap suatu saat akan ada novel atau buku berkualitas yang menceritakan dua tokoh ini, hehe. Sungguh tanah air yang kita cintai ini pasti juga memiliki sejarah panjang islam yang memiliki sejuta makna.

 

Septian Ananggadipa

Jakarta, 31-12-2015

 

Sumber gambar :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun