Mohon tunggu...
Septiana Hambar Utami
Septiana Hambar Utami Mohon Tunggu... -

sedang menikmati menjadi staf admin yang terus meraih mimpi masa kecil untuk menjadi seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Dirantai Suku

31 Oktober 2016   10:19 Diperbarui: 31 Oktober 2016   13:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiga tahun berlalu, sejak malam itu semua akses tentang Ryandra Samudera tidak bisa ku temukan. Aku kehilangan jejaknya sekali lagi. Dia pasti sudah lulus S1 sekarang. Sementara aku sedang melanjutkan pendidikan S1 karena memang keinginanku untuk menjadi guru. Waktu yang panjang untukku akhirnya bisa berjuang tanpa dia. 

Suatu saat  sedang berteduh menikmati kopi hangat di sebuah kafe, aku bertemu dengannya. Dia tak sendiri, digandeng nya tangan mungil seorang anak laki-laki tampan berkulit putih yang tersenyum. Dibelakangnya muncul seorang wanita yang pernah aku lihat mengisi foto di Facebook Ryandra Samudera beberapa tahun lalu.  Aku menutupi wajahku dengan buku menu, berusaha agar mereka tidak melihatku. Saat melintas disampingku, aku mendengar anak laki-laki itu berbicara pada Samudera. "Yah, aku mau es krim coklat yaa?" Suaranya menggemaskan meski masih belum lancar berbicara. Tapi cukup jelas untuk meyakinkanku bahwa Samudera telah melanjutkan hidupnya bersama dengan pilihan orang tuanya.

"Dan tak mungkin
 Untuk kita bersama
 Diatas perbedaan
 Yang selamanya mengingkari

Dan tak mungkin
 Bila ku melepasmu
 Sungguh hati tak mampu
 Mengertilah cintaku
 Percayalah cintaku"

Lirik lagu Dygta menggema memenuhi ruang kamarku hingga pagi ini.

Kenyataan menyakitkan ketika cinta yang tulus dirantai oleh aturan suku yang mengakar pada pola pikir orang tua... 

Aku harus kembali melanjutkan hidup, menata kembali hatiku dari Samudera. Seseorang yang membawaku berani mengarungi kejamnya ombak, luasnya hamparan langit, melambungkan harapan dan impian sampai ke langit.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun