Mohon tunggu...
Septiana Hambar Utami
Septiana Hambar Utami Mohon Tunggu... -

sedang menikmati menjadi staf admin yang terus meraih mimpi masa kecil untuk menjadi seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencintai Kehilangan (Part 1)

2 September 2016   14:20 Diperbarui: 2 September 2016   21:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Gue mau pesen kopi, lo mau apa?” Abay membuka obrolan.

“Gak usah, gue belum pengen minum apa-apa.”

Tiga menit kemudian Abay kembali dengan segelas kopi ditangannya. Ia duduk, kemudian mengeluarkan rokok dan korek dari dalam saku jaket hitamnya. Aku mencium aroma harum tubuhnya. Parfumenya aku suka, terkesan memperkuat aura misterius dalam dirinya. Abay, laki-laki berkulit putih, postur tubuhnya tinggi, berisi (dibaca gendut,hehe),hidungny amancung,rambutnya ikal dengan model tidak teratur,jambangnya panjang menyatu dengan janggut di dagunya, kumis tipis berbaris di atas bibir atasnya yang berwarna merah muda. Aku sempat merasa terkejut karena Abay tergolong perokok aktif tetapi tidak seperti perokok lainnya yang memiliki bibir kehitaman.

Setelah menyulut rokok, ia mulai bercerita tentang keluarganya, teman-temannya, dan tentang kuliahnya yang sebentar lagi selesai, hanya tinggal menunggu jadwal sidang. Aku menyimak ceritanya, ada magnet yang membuatku betah mendengarkan suaranya. Sesekali kami memutar kenangan tentang masa SMP meski kami belum saling mengenal saat itu. Beberapa pengamen silih berganti menghampiri, aku mengeluarkan koin dari dompet.

“Gak usah, ini aja.” Kata Abay sambil mengeluarkan sebatang rokok.

“Kok lo kasih rokok?” Tanyaku heran.

“Udah biasa kali.” Jawabnya santai.

Angin berdesir, malam semakin larut. Tak terasa ternyata sudah pukul 22.00.

“Udah malam, besok lo kan mesti keluar kota.” Ia mengingatkan.

“Iya, gue berangkat jam 1 siang, kerja dulu.”

“Yaudah, pulang aja yuk. Lo duluan aja, gue mau bayar kopi dulu.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun