Mohon tunggu...
Septian Dhaniar Rahman
Septian Dhaniar Rahman Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah dan Komikus

Saya lulusan Sastra Inggris dan telah menerjemahkan beberapa buku non fiksi. Selain itu, saya juga telah menerbitkan beberapa novel dan komik detektif. Kunjungi website saya juga di http://septiancomics.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hantu Hutan (Bagian 9)

25 Januari 2022   10:51 Diperbarui: 25 Januari 2022   10:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu masih tanggal 28 Oktober 2021 pukul satu, istriku berenang di kolam renang kami yang berada di halaman belakang rumah. Sementara aku duduk manis di tepi kolam kedalaman satu setengah meter itu sambil menyeruput jus semangka dan menatap langit yang sedikit mendung. Pesanan makan siang kami barusan datang beberapa menit lalu berupa ayam dada geprek sambal terasi. Tampaknya nikmat sekali saat kami menyantapnya nanti sehabis berenang. Soal berenang, istriku memang lebih jago daripada aku. Sekarang dia sudah berenang sepuluh putaran dan belum juga berhenti. Jika dia sudah selesai berenang, barulah aku berenang. Begitulah.

"Aku sudah selesai, Kangmas." kata istriku dengan senyumannya yang sangat ceria menurutku. "Giliran kamu berenang, Sayang. Aku mandi dulu."

"Itu Bikini model baru?" tanyaku takjub.

Istriku mesem-mesem sambil manggut-manggut manja. "Ini namanya Micro Bikini, Kangmas. Model baru sekali. Kuharap Kangmas suka. Ehemm."

Aku mengacungkan jempol, lalu menceburkan diri ke kolam renang. Ah segarnya!

Pukul dua kurang seperempat siang, aku sudah selesai berenang dan mandi. Aku bertelanjang dada dengan memakai celana pendek hitam, sementara istriku memakai tanktop warna merah jambu dan celana training biru.  Kami berdua segera menyantap Ayam Dada Geprek sampai licin tandas. "Berapa cabenya tadi kau pesan?" tanyaku pada istriku.

"Sepuluh, Kangmas."

"Waow!"

"Bagi pecinta pedas, sepuluh cabe tetap kurang lho."

Aku menghabiskan es kelapa muda plus gula jawa sampai bersendawa. Istriku kesal sambil menggeblak meja. "Jangan membuatku malu, Kangmas!"

Tiba-tiba bel rumah berbunyi. Istriku menatapku penuh tanda tanya. "Siapa kira-kira?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun