Mohon tunggu...
Septi Amanda
Septi Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Seni

Review novel Kupu-kupu Pelangi: karya Laura Khalida

7 Mei 2023   12:53 Diperbarui: 20 November 2023   08:40 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di mana hari terakhir keputusan kelulusan siapa saja yang mendapatkan beasiswa, tanpa disangka-sangka namanya masuk dalam daftar siswa yang mendapatkan beasiswa, ia sangat amat bangga dan bersyukur dengan dirinya atas pencapaian yang telah ia capai, tak lupa juga ia mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang selalu membantunya, akhirnya cita-cita ia untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi dapat terwujud, ia melanjutkan sekolahnya di SMK negeri di kota Bandung.

Lilis sekarang sudah menjadi gadis SMK yang cantik, setelah SMK ia jadi jarang bertemu dengan kedua orang tuanya dan adik-adiknya, karena Lilis tinggal di asrama dekat sekolahnya dan meninggalkan kampungnya untuk beberapa tahun, tetapi ia juga tidak jarang pulang ke kampung halamannya jika libur sekolah, kampung halaman tempat ia tinggal. Di mana ia dilahirkan di sana dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya di sana, tetapi kampungnya dapat dikatakan tidak membawa pengaruh yang baik kepadanya.

Kampungnya di kenal sebagai kampung dengan pemasok para PSK di bawah umur, atas dasar tuntutan ekonomi, banyak orang tua dari anak-anak tersebut yang memaksa anaknya untuk bekerja secara tidak halal, terlebih lagi bagi anak perempuan, mereka banyak yang menjadi tulang punggung keluarganya padahal mereka masih di bawah umur, karena itu banyak dari mereka yang bersekolah hanya sampai tamat SD saja, dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tetapi Lilis beruntung, walaupun ia dilahirkan di sana ia mampu menguatkan pendiriannya agar tidak ikut ke jurang yang salah, ia bangga dengan dirinya karena mampu melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, ia berharap setelah lulus nanti ia akan melanjutkan ke jenjang kuliah dengan menggunakan beasiswa tentunya, maka dari itu ia harus giat belajar agar cita-citanya untuk duduk di bangku kuliah tercapai.

Selain itu ia juga akan mensosialisasikan perjalanannya dalam menuntut ilmu ke kampung halamannya, agar anak-anak di kampung halamannya memiliki masa depan yang cerah dengan pendidikan yang ditempuh, dan tidak bergantung dengan selalu melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dilakukan. Tiga tahun berlalu, Lilis akhirnya lulus dari sekolah SMK nya, ia lulus dengan nilai yang baik, dan ia mampu melanjutkan kuliah dengan beasiswa yang ia terima, ia kuliah dengan jurusan akuntansi, tanpa disangka-sangka ia pun langsung mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah.

ia bekerja di sebuah perusahaan akuntan publik di Jakarta. Kehidupan yang ia jalani sekarang sudah dibilang hampir sempurna, semua cita-cita untuk bersekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi dapat terwujud, ia sudah bekerja, dan ia dapat membelikan segala sesuatu yang diminta adiknya dengan cukup mudah, dulu untuk makan saja susah, tapi sekarang iya bisa membelikan ketiga adiknya mainan yang dinginkan, selalu menyisihkan uangnya untuk kedua orang tuanya, terutama emak yang melihat pencapaian lilis sekarang sangat bangga dengannya, ia menyesali perbuatannya yang selalu memaksa lilis hanya untuk menyenangkan dirinya.

Kelebihan Novel

Topik yang dibahas dalam novel ini cukup menarik, tentang seorang perempuan yang memperjuangkan pendidikannya, agar tetap menempuh pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, dalam ceritanya ia tinggal di kampung yang dikenal sebagai kampung dengan para pekerja di bawah umur yang rata-rata banyak dari kalangan perempuan, para pekerja di bawah umur tersebut didesak oleh para orang tuanya atas dasar tuntutan ekonomi. Dalam novel tersebut juga banyak nilai moral yang bisa kita dapatkan, seperti kerja sama, peduli, pemaaf, menghormati orang lain, serta selalu bijaksana atas keputusan yang diambil. Bahasa yang digunakan dalam novel tersebut juga mudah dipahami, dan mampu memberikan definisi yang lebih mudah bagi para pembacanya.

Kekurangan Novel

Alur yang dibuat kurang kompleks, mungkin dapat ditambah agar menjadi cerita yang lebih kompleks lagi serta memberi pandangan baru kepada para pembacanya.

Saya merekomendasikan novel ini menjadi salah satu bacaan untuk kalian, dengan novel ini kita dapat belajar bahwa perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata, perempuan bukan dijadikan sebagai objek pemuas nafsu, tetapi tolong ratukan perempuan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun