lelah ku menahan hingga pada titik jenuh yang tak dapat ku hindari
aku bagai berjalan menelanjangi kaki diatas arang panas menggerang
aku bagai penari yang gemulai diatas hati lara menangis lirih
aku bagai hati yang tertusuk bertubi-tubi panah timah lara meradang
aku lelah untuk mendambakan sosok mu semakin kuat menyiksa
aku tak sanggup untuk membawa mu terlalu dalam didada
aku tak mampu untuk menghibur luka lara melanda
aku tak bisa dan mati rasa
untukku terakhir kalinya mengenangmu
karena tak mampu ku siapkan hati untuk kau sakiti
kau bagai memecah gelembung angan citaku
tentang mu yang ku agungkan segala cinta ku
dengan mudahnya hancur dan berkeping tak bersisa
kau seperti raksasa kecil merasuk hatiku
membuat ku merintih sakit tanpa jerit
kau tak mendengar sukmaku meneriakkan nama mu
membuat ku tertatih terbata-bata mengejarmu
cukup sampai disini aku ada untukmu
esok kau takkan lagi temukan aku dalam hidup mu
aku tau diriku tak sesempurna yang kau mau
tapi kau biarkan hati sempurna untuk mu berlalu
kelak jangan pernah menyesal
dan aku tak ingin kau memaafkan ku
dengan lancang bermain meminjam bayangmu tanpa ijinmu
suatu saat kau akan sadar itu... setelah aku jauh bahagia menemukan yang sejati
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI