“Anyhooo, namamu cantik. Secantik wajahmu yang serius waktu menulis,”
“Haha, ngerayuuu?? Umm..sebeneranya aku sudah punya nama panggilan untukmu.”
“Untukku? Apa?”
“ROCKER!” ujarku bersemangat yang langsung disambutnya dengan tawa.
“Hahaha..baiklah. Kamu boleh memanggilku rocker asal aku bisa memanggilmu Nona, bagaimana?” ia membuka penawaran yang langsung kuiyakan.
Sore itu, langit memendarkan warna lembayung jingga yang hangat, serupa hangat pertemanan aku- yang diawali dengan sepotong cinnamon roll- bersama seorang pria berinisial ED, Elzano Danarditto atau yang lebih sering kusapa rocker, yang kini menjadi teman baikku. Teman bercerita seru kala sore datang menyapa dan obrolan tentang Pram selalu jadi pembuka.
*temukan tulisan lainnya di sini