Mohon tunggu...
Septarose
Septarose Mohon Tunggu... Online -

Pejuang kehidupan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Koran Melindungiku dari Dingin

23 Maret 2018   22:04 Diperbarui: 28 Maret 2018   00:30 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hari itu pagi cerah tak sedikitpun tercermin akan turunnya hujan, aku putuskan untuk berjalan jalan ketempat baru di wilayah semarang bersama pacar. Kala sampai dirumah dya pun sudah siap untuk keluar bersama, tetapi aku putuskan tuk rehat sejenak karena jarak dari kos ke rumah pacarku kurang lebih menghabiskan waktu 30 menit, ya lumayanlah belum lagi lampu merah di Semarang cukup lumayan tuk menyita waktu dan jarak yang jauh. 

Aku putuskan minta segelas kopi tuk membuat lebih segar pandangan, dan tubuh biasa sebagai doping saat mulai terasa malas dan ngantuk.

Dibuatnya segelas kopi oleh pacarku, alhasil aku menikmati kopi buatan pacarku sendiri sambil santai dirumahnya, sambil ngobrol kecil rencana mau kemana hari ini. Kita putuskan untuk ke salah satu tempat wisata yang cukup terkenal tuk wilayah semarang dan pukul 10 kita keluar langsung menuju tempat tujuan. Oya tujuan kita saat itu wilayah gedong songo, sesampai disana kita langsung cari tempat makan terlebih dahulu karena memang waktu saat itu sudah lumayan siang jug, kita cari warung eh ketemu dengan warung kecil di pojok, warung sate kelinci ini saja kataku, belum pernah kan makan sate kelinci? tanyaku. 

Belum, katanya. Kita putuskan tuk makan disana berdua walau memang kita berangkat sebenarnya berempat bersama kawan pacarku, ya tentu mereka sibuk sendiri dengan jalan jalan bersama karena mereka juga sama pacarannya.

Kita makan disana, sampai 30 menitan, dan akhirnya kita putuskan untuk jalan jalan menikmati udara dataran tinggi yang diwaktu siang pun masih lumayan segar untuk di hirup dari pada wilayah kota terutama wilayah kosan yang sudah terlalu banyak lalu lalang kendaraan lewat. Kita jalan kesana kemari, sampai di suatu tempat kita putuskan tuk coba permainan permainan disana, entah itu apa namanya yang jelas itu permainan out bound diantaranya flying fox, jaring laba laba, dll. Aku sendiri lumayan suka juga dengan permainan seperti itu sampai pada saat melewati jaring laba laba kita putuskan untuk jalan bersama saling menguatkan. 

Dan kita saling berpegangan wuih romantis gitu ceritanya berpegangan tangan, dan aku sendiri menjaganya dari belakang. Saat ditengah lumayan juga medannya, goyangan tali yang semakin terasa buat semua jadi tidak seimbang lagi dan terus bergoyang sampai akhirnya serasa sudah tidak tahan juga. Ditengah tengah malah sepatu yang tadinya aku pegang karena mempersulit jalan aku lempar jauh entah kemana supaya bisa pegang pacarku tuk buat dya tetap berdiri di tambang yang kami lewati. Dya sudah merasa tidak tahan dan takut akhirnya aku minta semua barang barang yang ia bawa, tas, sepatu, jaket aku lempar semuanya agar dapat fokus. 

Dya tetap saja merasa kesulitan sampai akhirnya ada satu orang penjaga yang terlihat mau mendekat tuk membantu tapi aku sendiri tidak pernah berhenti memegang dan menariknya agar tetap berdiri di atas tambang, walau kami menggunakan pelindung tapi jangan gila donk tu tinggi banget kalau jatuh ya lumayan, namanya pelindung ya ada batasnya dan belum tentu bisa menyelamatkan. 

Takut juga c saat itu tapi sejujurnya seru bagiku tuk bermain outbund dan memacu adrenalin walau memang tak sepenuhnya pemberani tapi jangan gila ach pikirku, masa mau tinggalin pacarku yang ingin coba, penasaran, akhirnya terus mendampinginya. Kita pun sampai pada ujung tambang dan ternyata pacarku sudah lemas semua, takut ia bilang, aku coba tantang ayo coba lagi kan seru karena pas ditengah tengah memang ia sudah terlihat sudah tak tahan dan saat itu memang aku suport terus dan memegangnya sambil terus memberi semangat, walau rasanya diriku snediri entah masih bisa melewatinya atau tidak.

Selepas melewati tambang jaring laba laba, kami bermain flying fox dan ternyata ia lebih suka bermain flying fox daripada permainan pertama tadi. Hmmmm, aku hanya tersenyum karena memang mau bilang apalagi. Kami seharian disana sampai saat itu sudah pukul 4 sore kami putuskan pulang dan kami pun pulang berdua karena kawan dari pacarku sudah pulang terlebih dahulu. 

Selama perjalanan kami ngobrol, maklumlah saya sendiri dari luar kota bukan semarang dan akhirnya asyik ngobrol di jalan dan kami entah sampai mana yang jelas kami tidak mengenali jalan pulang, tanya kesana kemari sampai ketemu jalan pulang. Saat itu sampai di daerang ungaran kami mulai mengerti arah jalan pulang kerumah saat itu, mau putuskan pulang ke kos malah dah terlalu sore, eh belum sampai dirumah pacarku malah ngajak mampir nongkrong dulu di wilayah ngaliyan, wuih bahaya dach ini namanya nambah extra, seneng c seneng tapi saat terlalu capek siapa juga yang enak tapi biasalah namanya co, iya in aja. 

Nongkrong disana sampai jam 7 malam dan aku antar pulang kerumah, sampai dirumah pacar eh malah hujan. Tarik nafas dach semuanya nunggu hujan sambil rehat di rumah pacar itu asyik tapi kalau sampe malam juga ga enk ma ortunya dan tetangga.

Hujan mulai reda saat pukul 9.30 tapi saat itu udara mang masih lembab karena habis hujan, sedangkan jaket yang ku pakai bukanlah jaket yang bisa melindungi dari rasa dingin terlebih udara seperti itu akhirnya mikirnya juga, kalau pakai jas hujan lumayan anget karena udara tidak bisa tembus eh kebiasaanku saat itu memang tidak pernah pakai jas hujan atau bawa jas hujan, akhirnya diam berfikir sejenak. 

Berifikir bagaimana caranya agar tidak terlalu dingin dan akhirnya teringat pesan si abah pakai KORAN saat naik motor, dan akhirnya minta koran bekas ke pacarku, ia pun bingung koran buat apa? aku cuma bisa bilang udah dech, ada g? kalau ada minta sini, diambilnya koran dari dalam rumah langsung hatiku lumayan tenang karena ada, dan aku masukkan koran tadi kedalam jaket tuk melindungi selama perjalanan. Aku pun pamit pulang dan seperti biasa dya bilang hati hati dan jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampe, padahal kalau sudah pulang kasih kabar dya paling sudah tidur tapi okelah cuma bisa nuruti saja agar lebih tenang.

Perjalanan pulang wuih gila cuy, udah lumayan tenang g terlalu dingin tapi di jalan tugu mudah sampai simpang lima  banjir, ach derita setelah senang senang memang tak pernah enak. Diam berhenti sejenak mikir motor supraku bisa gak lewati banjir dan gerimis saat itu. Wah teringat kembali ma pesan teman saat itu kalau naik motor saat banjir gasnya jangan turun dan tetap stabil, alhasil bisa lewati walau terasa sulit karena air semakin berat saat berpapasan dengan mobil. 

Ya berpapasan dengan mobil tentu air bergerak dan membuat sulit semuanya, mang masih bisa c dilewati saat berpapasan dengan mobil yang paling menjengkelkan mobil gak kasih jalan sedikitpun didepannya eh alhasil turun dan gas motorku dan langsung mati mesin motorku tengah tengah perjalanan gak bisa jalan lagi dan dorong sampai kos, sedangkan kalau dari situ kurang lebih 15-20 menit perjalanan dan tentu hujan, gada bengkel, motor ga pernah bawa alat alat yudah mau bagaimana lagi. Nikmat sekali saat itu, koran di dalam jaket pun aku buang karena dah terlanjur basah. 

Sampailah dikosan malam itu, aku cuci dulu motor tuaku itu dan aku bersihkan baru bisa hubungi pacarku dan seperti biasa dya sudah tidur tanpa balasan apapun dan aku masih terasa dingin.

Banyak hal yang aku alami sebenarnya saat itu, tapi tak pernah terfikir saja koran dalam jaket itu benar benar memberiku rasa nyaman dan kehangatan, dan pesan temanku juga terbukti tapi cuma gara gara mobil yang tak kasih jalan pengendara motor sepertiku akhirnya terasa menjengkelkan sekali, tapi tak apalah yang jelas hari itu aku banyak mendapatkan pelajaran berharga dalam kehidupanku.

Maaf kalau cerita pengalamannya tak jelas, atau tak beraturan karena masih belajar menulis, belum berpengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun