Mohon tunggu...
seftanusa
seftanusa Mohon Tunggu... Petani - .

Sembari menceritakan cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Taman

28 Mei 2022   00:28 Diperbarui: 28 Mei 2022   00:40 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampu menerangi bangku taman

Yang  biasa tempat kulalui, dan kau selalu duduk dibangku

Aku menyebutnya Gadis Taman, dia selalu menggenggam sebuah bunga

Disitu dirimu selalu duduk dan menungguku

Duduk diam tanpa obrolan

Entah mengapa aku selalu hafal gerak gerik itu

Terasa angin malam membelai dirinya dari bangku yang diduduki

Kau nampak mulai menatap langit dan membiarkan tubuhmu dingin

Dingin pucat seperti mayat

Sembari memegang bunga itu nampaknya memang kau menunggu akan keajaiban di malam itu

Aku memang tidak tau bahwa keajaiban apa yang kau tunggu

Kau selalu menunggu seseorang saat pada jam itu

Sepertinya seorang kekasihlah yang kau dambakan

"Tunggu" Kata-kata itu terbisik terdengar terbawa oleh angin ditelingaku

Setelah itu tubuhmu mulai melayang terbawa angin sambil menangis

Nampaknya memang aku mengenal gadis taman itu

Seperti di masa lalu aku pernah mendambakannya hanya saja nampak samar-samar diingatan ku

Dia selalu ada saat aku pulang lewat taman itu dan pakaiannya masih sama yang dipakainya setiap hari

Tapi saat aku menyapanya dia hanya mengucapkan kata "Tunggu" Setelah itu dia kembali melayangkan dirinya ditengah hembusan angin

Kejadian itu berlangsung lama tapi aku mulai mengingat dan menyadari bahwa gadis itu pernah ku kenal

Saatku kembali berusaha keras mengingatkan kembali ingatan itu. Tak sadar aku mendengar cetukan masa lalu ditelingaku

Seperti ada yang membisikkannya kepadaku padahal tidak ada seseorang saat itu

Entah siapa yang mulai membisikkan kenangan masa lalu itu.

Bisikkan itu mulai bercerita kepadaku dan aku mulai mengingat kejadian itu

Ternyata gadis taman itu dibunuh saat dia menungguku dibangku taman

Gadis itu dilecehkan oleh mantan pacarnya, yang tidak terima saat mengetahui gadisnya menyukai diam laki-laki yang memberikan bunga setiap hari

Dia ditelanjangi dan disetubuhi oleh pria yang seharusnya merelakan dia, tapi apa daya gadis itu menjumpai ajalnya

Saat pria yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang melewati taman itu, gadis itu hanya pasrah dan merelakan tubuhnya dinikmati pria biadab itu

Tanpa merasa bersalah pria mantan gadis itu mengakhiri hidup gadis itu dan meninggalkan tubuhnya ditaman 

Pada saat malam yang sama saat kejadian itu aku mulai bergegas pulang melewati taman itu. Dan niatku memberikan bunga kepadanya, tapi apa yang kulihat adalah suatu bencana dihidupku 

Gadis yang kudambakan itu telah terbaring tak bernyawa di hadapanku dengan bunga mawar yang masih segar tergeletak di sampingnya. Bunga yang kukasih kemarin saat melewati bangku taman yang sering gadis taman itu saat menunggu ku pulang

Setelah itu apa yang kulihat itu hati ku sangat lah hancur aku merasa sangat bersalah. Ingin rasanya ku mengakhiri hidupku dimalam itu juga lalu tiba-tiba ada yang memukulku dari belakang dan memukul dari segala arah hingga membuat kuterbunuh

Tak sadar kan diri setelah kejadian itu hingga aku koma selama 8 bulan dirumah sakit dan terbangun dalam kehampaan disuatu tempat penuh cahaya membuat ku hilang ingatan selama itu. Semua yang kuingat di masa lalu sirna

Baik keluargaku dan teman-temanku aku tidak mengingat mereka lagi bahkan mereka tidak bisa melihatku lagi dan menangisi ku sepanjang malam. Apalagi gadis taman itu yang hanya aku yang tau tentang dirinya, akhirnya sirna selamanya dari ingatan ku juga

Akhirnya aku hanya melayang di kehampaan tanpa mencintai seseorang lagi dan hanya melihat orang-orang yang bernyawa masih hidup. Dan gadis itu selalu menungguku di bangku taman dan selalu memegang setangkai bunga dan menatap kosong langit menunggu sebuah keajaiban

Dalam ingatan gadis taman itu dia masih tergeletak terbaring di bangku taman dan tak bernyawa tidak seorangpun yang tau tentang kejadian itu

Aku mencintainya hanya saja aku tidak berani mengungkapkan kata "Cinta". Aku pun menyesal apa yang telah kuperbuat dan membuat gadis taman itu selalu menunggu ungkapan kata "Cinta" dariku sampai akhir hidupnya

Sejak saat itulah aku selalu melihat dan mendengarkan gadis itu di Taman, dan mengucapkan sebuah kata "Tunggu" padaku

Sebab di malam itu juga gadis itu masih menunggu (Tunggu) ungkapan dari ku seorang pria yang selalu memberikannya bunga. Gadis itu selalu menungguku di bangku taman

Aku masih menemuinya setiap malam saat melewati taman tersebut. Meskipun aku dan gadis taman itu sudah tidak lagi berbentuk manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun